Sukses

Industri Logistik Daring via Laut di Tengah Pandemi

Lahirnya Prahu-Hub berawal dari keprihatinan atas fakta bahwa pengiriman domestik ternyata jauh lebih mahal dari pengiriman internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mewujudkan infrastruktur logistik dengan kualitas, kapasitas dan konektivitas yang merata, Prahu-Hub menyelenggarakan webinar interaktif. Acara digelar bersama publik dan rekan media pada 7 Juli 2020 melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri dan menjawab tantangan logistik di tengah pandemi global yang saat ini dialami banyak negara termasuk Indonesia.

Webinar tersebut menjadi inisiatif Prahu-Hub untuk terus berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat mengenai manfaat teknologi online untuk angkutan barang via laut. Lebih dari 40 peserta terdaftar meramaikan web seminar (webinar) melalui talk show interaktif.

Founder Prahu-Hub Benny Sukamto mengatakan pertumbuhan dan pergerakan logistik di Indonesia masih sangat besar pasarnya karena dipengaruhi besarnya jumlah penduduk Indonesia yang kini mencapai sekitar 267 juta jiwa, wilayah yang luas sekitar 1,9 juta km2 dan bentuk negara kepulauan dengan 17.504 pulau.

Ditambah lagi, saat ini dengan adanya potensi produk asli dalam negeri yang dipasarkan melalui e-commerce semakin massive growth menjadikan logistik digital menjadi salah satu solusi alternatif shipment yang menjanjikan untuk membantu mendorong potensi daerah.

“Di tengah pandemi ini, kami ingin memberikan solusi logistik yang aman dan terjangkau untuk bersama saling mendorong perekonomian daerah dengan melirik potensi pasar antar pulau dan membantu menghubungkan partner logistik dengan pelaku usaha yang tersebar di wilayah dengan memanfaatkan teknologi digital logistic,” tutur Benny.

“Kami berharap kedepannya kolaborasi antar pelaku terkait dapat terjadi dan berdampak positif terhadap kelangsungan bisnis selama pandemi dan new normal,” sambungnya.

Pemanfaatan Teknologi Logistik Angkutan Laut Dengan kondisi pelabuhan yang semakin banyak, infrastruktur dan sistem yang kurang memadai serta keterbatasan akses membuat agen logistik di Indonesia tidak memiliki standarisasi kerja. Prahu-Hub sebagai digital logistik platform hadir untuk menjawab tantangan tersebut.

Mereka menggandeng potensial agen logistik daerah dan melakukan pelatihan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat serta melakukan sertifikasi agen tersebut untuk bisa mengoperasikan SOP logistik sesuai standar yang ditetapkan Prahu-Hub. Dengan demikian, pengguna jasa akan mendapat service dengan standar yang dapat dipertanggung jawabkan.

Lahirnya Prahu-Hub berawal dari keprihatinan atas fakta bahwa pengiriman domestik ternyata jauh lebih mahal dari pengiriman internasional. Misalnya, dengan jarak hampir sama (4000 km), pengiriman dari Tanjung Perak (Surabaya) ke Qingdao (China) USD 365/40’ (Rp5,1 juta an dengan Rp. 14.000/USD) VS Tanjung Perak (Surabaya) ke Merauke (Papua) adalah US 1.207/40’ (Rp16,9 juta).

Padahal Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk menurunkan biaya logistik yang saat ini mencapai 24 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi 16 persen sesuai yang diamanatkan oleh Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

“Sempat terpikir, bagaimana Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan biaya logistik setinggi itu? meski kami sadar bahwa hal ini bukan terjadi atas salah siapapun melainkan karena kondisi yang ada,” ucap Benny.

“Misal integrasi para pelaku usaha dan pihak terkait, infrastruktur belum memadai, ketidakseimbangan demand dan supply, serta data dan sistem informasi logistik yang belum terintegrasi. Namun pada akhirnya, bila kita mau situasi ini berubah, maka kita harus berani memulai”, tutup Benny.

Dengan misi perusahaan untuk menjadi digital logistic platform terdepan di Indonesia, kami bertujuan menjadikan platform Prahu-Hub sangat mudah untuk digunakan oleh siapapun, efisien sehingga menurunkan biaya logistik dengan tarif yang jelas dan transparan untuk mencapai performance yang dapat diandalkan.

Prahu-Hub mencatat performa perusahaan per Juni 2020 dengan total 21.891 pengiriman barang dari 1.357 pengguna jasa ke 272 destinasi seluruh Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.