Sukses

Cerita Akhir Pekan: Sepeda versus Jalan Kaki, Mana yang Lebih Sehat?

Jalan kaki maupun bersepeda termasuk olahraga yang membuat kita bisa mendapatkan manfaat kardio yang luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi Fajar Nugraha, bersepeda adalah kegiatan atau olahraga favoritnya. Selain bebas polusi dan sekarang jadi tren lagi, naik sepeda membuat badannya tetap sehat.

Ia bahkan mengaku jarang sakit setelah menekuni hobi bersepeda sejak sekitar lima tahun lalu.  Pria berusia 41 tahun yang tinggal di Jakarta ini pun punya tiga buah sepeda plus beragam aksesori dan perlengkapan untk gowes setidaknya tiga sampai empat kali seminggu. 

Lain halnya dengan Edy Riyanto yang lebih memilih jalan kaki atau lari sebagai olahraga favoritnya. Bagi pria kelahiran 38 tahun tersebut, jalan kaki tetap olahraga paling murah, mudah dan bisa dilakukan kapan saja.

"Saya biasanya jalan kaki keliling komplek perumahan setiap pagi. Biar cuma sekitar 30 menit tapi lumayan bisa membakar kalori dan bikin badan lebih sehat, dengan cara yang mudah dan murah," ucapnya pada Liputan6.com, Kamis, 25 Juni 2020.

Lalu, mana yang lebih menyehatkan, jalan kaki atau bersepeda? Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dilakukan di Otago University di New Zealand dan Oxford University di Inggris, menyimpulkan kalau orang yang pergi ke suatu tempat dengan berjalan kaki cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan.

Makanan yang diproduksi jadi lebih banyak hingga jejak karbon meningkat, bahkan lebih banyak dari jejak karbon yang muncul dari mobil. Menurut mereka bersepeda ke kantor jauh lebih sehat dan efisien dalam menghemat energi tubuh sehingga tubuh tak terlalu lapar dan mengonsumsi banyak makanan.

Jadi, benarkah bersepeda lebih sehat dibandingkan jalan kaki?  Menurut Asep Aziz, seorang Sport Physiotherapist dan Yoga Nugraha, seorang atlet sepeda, bersepeda merupakan salah satu olahraga yang menggunakan proses penggunaan energi secara aerobik, yaitu olahraga yang memerlukan banyak oksigen dan melibatkan banyak otot-otot besar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membakar Kalori

"Bersepeda lebih mudah ketimbang lari, walau sama-sama menggandalkan kaki, namun bersepeda lebih mudah dilakukan ketimbang lari," ucap Asep dan Yoga dalam pesan elektronik pada Liputan6.com, Jumat, 26 Juni 2020.

Menurut mereka, bersepeda lebih bersifat low impact sehingga tak terlalu membebani dari kerja sendi lutut, pinggang, engkel, dan cocok untuk yang memiliki masalah obesitas.

Di sisi lain, jalan kaki maupun bersepeda termasuk olahraga yang membuat kita bisa mendapatkan manfaat kardio yang luar biasa. Keduanya sama-sama mampu membakar kalori dalam jumlah yang banyak kalau dilakukan dengan dosis yang tepat.

Yang terpenting adalah melakukan olahraga dengan rutin meskipun bertahap, hal itu jauh lebih baik dibandingkan hanya merencanakan olahraga.

Sementara itu dokter spesialis kedokteran olahraga punya pendapat lain. Bersepeda dan jalan kaki merupakan olahraga yang sama bagusnya. Ada beberapa orang yang lebih pas dan dianjurkan untuk jalan kaki, dan ada juga yang lebih disarankan untuk bersepeda.

3 dari 3 halaman

Bukan Kesimpulan Umum

"Buat mereka yang punya masalah demgan kakinya, mungkin lebih pas bersepeda. Begitu juga dengan mereka yang obesitas,. Tapi buat sebagian orang mungkin jalan kaki lebih disarankan," terangnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 26 Juni 2020.

Selain itu faktor usia dan kondisi fisik seseorang juga ikut berpengaruh. Mereka yang sudah berusia lanjut, punya masalah pada pendengaran atau pada penglihatan, tentu harus memilih olahraga yang dianggap lebih aman bagi mereka.

Terkait penelitian yang menyimpulkan bersepeda lebih menyehatkan dibandingkan jalan kaki, dokter Michael mengatakan hal itu tidak bisa dijadikan kesimpulan secara umum. 

"Di tempat tertentu mungkin saja begitu, tapi kan tergantung orangnya juga. Kalau mereka yang jalan kaki ke kantor biasanya selain sekalian olahraga buat menghemat biaya juga, belum tentu juga dia makan di jalan. Kalau pun dia makan lebih banyak ya memang tenaga yang dia keluarkan juga banyak,. Begitu juga mereka yang naik sepeda, bisa aja mereka justru lebih banyak berhenti untuk makan," ucapnya.

"Sebuah penelitian itu kan dilakukan untuk mengarahkan pada suatu hal atau tujuan. Soal perbandingan naik sepeda dan jalan kaki ini mungkin punya tujuan tertentu. Ini bukan soal benar atau salah, tapi dua kegiatan atau olahraga ini sama-sama bagus dan menyehatkan. Mana yang kita pilih, tergantung dari tiap individu jadi tidak bisa diseragamkan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.