Sukses

Lokasi Wisata Machu Picchu di Peru Batal Dibuka 1 Juli 2020

Pembukaan kembali wisata Machu Picchu di Peru dikhawatirkan akan menyebabkan lonjakan penularan Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Hanya selang seminggu mengumumkan pembukaan kembali Machu Picchu pada 1 Juli 2020, para pejabat sekarang mengatakan bahwa tempat wisata terkenal itu tidak akan dibuka pada Juli 2020 karena masalah pandemi corona Covid-19.

Grup manajemen Machu Picchu, UGM, membuat keputusan berdasarkan laporan dari otoritas di wilayah Cusco, di mana benteng itu berada.

"Telah diputuskan bahwa itu (Machu Picchu) tidak akan dibuka pada 1 Juli," walikota Machu Picchu, Darwin Baca, anggota UGM, mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip Channel News Asia dari AFP, Rabu, 24 Juni 2020.

Saat ini tanggal pembukaan resmi belum ditetapkan. Baca menyatakan bahwa serangkaian penilaian kesehatan, seperti pengujian, masih tertunda di daerah tersebut.

Serikat pekerja Machu Picchu sejak Senin, 22 Juni 2020, memprotes pembukaan kembali. Mereka mengatakan bahwa mengizinkan turis berkunjung di kawasan wisata itu akan menyebabkan lonjakan penularan Covid-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Corona Covid-19

Sebelumnya, pejabat Peru mengumumkan pekan lalu bahwa benteng akan diizinkan untuk dibuka kembali dengan mengurangi jumlah pengunjung per hari hanya 675 orang, seperempat dari jumlah biasanya.

Pemandu akan memimpin tur yang hanya terdiri dari tujuh pengunjung, dan orang-orang diharuskan memakai masker.

Pembukaan kembali yang direncanakan Juli dikaitkan dengan pencabutan langkah-langkah pengurungan nasional yang berlaku sejak 16 Maret 2020, kata gubernur regional Cusco Paul Benavente.

Saat ini, bandara di Peru masih ditutup dan banyak toko tutup. Namun, terlepas dari beberapa langkah paling awal dan paling ketat di Amerika Latin, negara ini telah mencatat jumlah kasus corona Covid-19 tertinggi kedua di wilayah ini, yaitu 250 ribu kasus, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8.000 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.