Sukses

Bak Manusia, Gajah di Kebun Binatang Jepang Kelebihan Berat Badan Usai Kehilangan Pasangan

Gajah di kebun binatang Jepang itu kini menjalani diet.

Liputan6.com, Jakarta - Menjalani diet karena kelebihan berat badan, tak hanya dilakukan manusia, tapi juga gajah. Hal tersebut terjadi di sebuah kebun binatang di Jepang.

Pengunjung memainkan peran dalam membantu gajah Afrika betina untuk berolahraga. Diet tersebut dilakukan sebagai upaya terobosan dalam inseminasi buatan, dikutip dari Kyodo, Rabu (24/6/2020).

Gajah tersebut bernama Mao berumur 18 tahun dan beratnya bertambah sekitar 500 kilogram saat menjalani program makanan khusus setelah kematian pasangannya pada November 2018. Oleh karena itu, saat ini para petugas kebun binatang berusaha untuk menurunkan berat badannya.

Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan membiakkan gajah secara artifisial pertama di Jepang.

Sejak 1 Juni 2020, pengunjung Kebun Binatang Morioka di Prefektur Iwate, Jepang timur laut, telah membantu Mao berjalan bolak-balik antara kedua ujung kandang dengan menawarkan makanan seperti pisang dan apel di atas pagar. Untuk mendapatkan makanan itu, Mao perlu berjalan 60 meter hingga 15 kali sehari.

Gajahmemiliki berat 3.940 kg pada Sabtu lalu, turun sekitar 210 kg dari akhir Januari 2020, tetapi target beratnya 3.600 kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehilangan Pasangan

Setelah kematian pasangannya, Taro, sekitar satu setengah tahun yang lalu, Mao kehilangan nafsu makan. Petugas kebun binatang merespons dengan memberikan makanan berkalori lebih tinggi untuk menjaga berat badannya.

Sejak itu, berat badan Mao makin bertambah. Dengan penurunan berat badan diharapkan akan membantu Mao bersalin lebih aman.

"Kami akan memonitor kondisi kesehatan Mao dan menjadi kreatif dengan menu dan jumlah waktu makan," jelas seorang petugas kebun binatang.

"Saya menanti-nantikan bayi gajah Jepang pertama yang dilahirkan melalui inseminasi buatan," Hiroki Matsumoto, seorang dokter gigi lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.