Sukses

2 Permen Keluaran Grup Nestle Bakal Ganti Nama karena Dianggap Rasis

Apa nama kedua permen keluaran grup Nestle yang dianggap mengandung rasisme itu?

Liputan6.com, Jakarta - Nestle, perusahaan makanan dan minuman, mengumumkan rencana mengubah nama dua produk permen mereka yang berada di bawah label Allen's Lollies. Pasal, kedua produk permen itu dinilai mengandung unsur rasisme sehingga menyalahi nilai yang dianut perusahaan.

Dikutip dari laman Abc.net.au, Rabu (24/6/2020), pihak perusahaan menyatakan keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa mereka sepenuhnya tidak memarjinalkan teman-teman, tetangga, dan para kolega. Kedua produk permen dimaksud adalah Red Skins dan Chicos.

Nestle menambahkan, "Nama-nama itu memiliki nuansa yang keluar dari nilai-nilai yang dianut Nestle, yang berakar pada rasa hormat."

Meski begitu, pihak perusahaan menyatakan belum memfinalisasi nama baru kedua produk permen tersebut. "Tapi, akan bergerak cepat untuk melakukannya," demikian bunyi pernyataan tertulis dari pihak Nestle.

Pihak Allens' Lollies juga menambahkan penjelasan tentang rencana penggantian nama kedua produk permen tersebut. Mereka menyebut, keputusan tersebut diperlukan untuk tetap membuat senyum di wajah para konsumen.

Red Skins merupakan permen kenyal rasa raspberi berwarna merah. Kata redskins adalah sebutan yang merendahkan dalam menyebut suku asli Amerika.

Ray Halbritter, pemimpin terkemuka Oneida Indian Nation, menyebut kata tersebut pernah digunakan sebuah tim football AS yang kemudian berganti nama pada 2013.

"Itu adalah kata yang dijelaskan pada anak-anak penduduk asli Amerika bahwa mereka direndahkan, dianggap masyarakat kelas dua," jelasnya.

Sementara itu, Chicos merupakan permen jeli berbentuk bayi berwarna cokelat. Chico dalam bahasa Spanyol berarti anak lelaki atau lelaki.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Perusahaan Pertama

Nestle bukanlah perusahaan pertama yang mengambil langkah serupa.  Awal bulan ini, The Colonial Brewing Co in Western Australia menyatakan rencana mengganti nama perusahaan.

Itu terjadi setelah toko botol di Melbourne, Blackhearts and Sparrows, diminta menghentikan penjualan bir dari produsen tersebut. 

Sementara, merek keju terkenal di Australia juga diminta mengganti nama mereka, lantaran dianggap merendahkan warga kulit hitam. Adalah seorang komedian, Josh Thomas, yang menyuarakan tuntutan itu sebelumnya.

Meski begitu, pihak perusahaan menjelaskan asal mula pemberian nama Coon. "Nama Coon Cheese adalah untuk menghormati karya Edward William Coon, yang mematenkan sebuah proses pematangan unik yang digunakan pabrik dalam pembuatan keju Coon yang orisinal," jelas pihak perusahaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.