Sukses

Refleksi Masa Pandemi di Mata Anne Avantie

Bisnis Anne Avantie diketahui setop selama masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Tak lagi terelakkan bahwa dampak pandemi COVID-19 dirasakan di berbagai lini kehidupan, tak terkecuali para pelaku industri fesyen seperti Anne Avantie. Mulai dari jadwal pameran, sampai butik perempuan yang akrab Bunda Anne itu harus tutup.

"Saya sadar benar ini sangat sulit dengan kondisi saya yang jadi tak punya pemasukan sama sekali. Tapi, saya seperti dibisikkan Tuhan untuk melihat keadaan ini dengan cara lain," kata Anne saat sesi live Instagram bersama Founder Yuliandra Gallery, Yulie Nasution Grillon, Jumat, 12 Juni 2020.

Akhirnya, Anne Avianti memutuskan membuat alat pelindung diri (APD) untuk disumbangkan ke sejumlah rumah sakit. "Saat itu rumah jadi lautan plastik, tapi tidak apa-apa. Kami lapang hati mengerjakan semuanya," ucap desainer dikenal lewat rancangan kebaya kontemporer tersebut.

Anne mengatakan, tak ada untung rugi dalam memberi. "Karena kita akan selalu untung (saat memberi)," tuturnya. Desainer bertempat tinggal di Semarang, Jawa Tengah ini merasa ada bisikan dan dorongan untuk selalu bertanya pada dirinya, apa yang bisa ia bantu di masa sulit seperti sekarang.

"Berhenti melakukan hal berlebihan untuk diri sendiri. Cantik, ada batas. Kesenangan, ada batas. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana kita bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang," imbuhnya.

Masa pandemi dimaknai Anne Avanti sebagai periode mengisi ulang diri. "Memberi ruang untuk Tuhan masuk ke dalam hati dan berproses di dalamnya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Pilih Hari dalam Tindakan Kemanusiaan

Anne Avanti mengatakan, sebenarnya banyak figur perempuan Indonesia yang luar biasa. Hanya saja, sayangnya tak semua bisa melakukan kegiatan secara konstan. Kesannya, kata Anne, jadi dikerjakan hanya sambil lalu.

"Padahal, (tindakan) kemanusian tak bisa memilih hari. Itu harus selalu ada seperti detak jantung yang terus berdenyut," ucapnya.

Berbagai nilai ini diceritakan Anne terefleksi dalam etika berbisnis. "Ada satu sosok yang saya tak pernah mau kalau harus berebut kerajaan dengan beliau. Saya tak akan berebut makan dengan orang yang membawa nama saya ke dunia fesyen," katanya.

Sosok itu kemudian diungkap Anne sebagai perancang busana, Musa Widyatmodjo. "Saya mau punya etika bisnis dengan memberi satu porsi bagi orang yang telah membuat saya ada di indutsri ini," tutur Anne.

Pasal, Anne percaya, tak perlu mematikan cahaya orang lain untuk bersinar. "Karena nyatanya kita bisa bersinar bersama," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.