Sukses

New Normal di Spanyol, Pengunjung Kelab Malam Dilarang Menari

Diskotek dan kelab malam di Spanyol bakal kembali dibuka pekan depan dengan sejumlah aturan baru.

Liputan6.com, Jakarta - Kelab malam dan diskotek di seluruh Spanyol telah dijadwalkan dapat buka kembali pekan depan. Meski demikian, para pengunjung harus menaati peraturan baru, yakni tidak boleh menari.

Dilansir dari The Sun, Selasa (9/6/2020), Kementerian Kesehatan Spanyol saat ini memutuskan ruang yang biasanya dialokasikan untuk menari sebagai tempat menaruh meja dan kursi tambahan dalam pemberlakuan aturan jarak sosial.

Kelab malam juga harus memangkas kapasitasnya hingga dua pertiga, meskip pemerintah mengatakan mereka dapat membuka teras untuk memberi ruang tambahan.

"Ketika ada ruang di tempat untuk lantai dansa atau sejenisnya, itu dapat digunakan untuk menempatkan meja atau pengelompokan meja," demikian bunyi perintah formal. Kabar ini tak hanya mengejutkan bagi pengunjung, tetapi juga para pengelola tempat hiburan malam.

Awalnya, pemerintah Spanyol mengatakan perusahaan hiburan malam dapat buka di daerah ketika mereka mencapai tahap tiga dari rencana eskalasi Covid-19 yang ketat di negara itu. Pemberlakukan mulai Senin, 8 Juni 2020 untuk sekitar setangah dari negara ini.

Namun, Kementerian kemudian berubah pikiran dan membatalkan izin itu. Keterangan pada 6 Juni mengatakan, kelab malam kini bisa buka jika wilayah mereka dalam fase tiga, tetapi telah menambahkan klausa tentang larangan menari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aturan-Aturan

Organisasi Nightlife Spanyol telah menyusun pedoman yang luas untuk para anggotanya yang menyarankan mereka membagi lantai dansa sehingga orang dapat memiliki sedikit ruang mereka sendiri.

Rekomendasi lain termasuk wajib memakai masker, bilik isolasi untuk DJ, lebih banyak area VIP untuk memastikan jarak sosial, antrean lampu lalu lintas di pintu masuk, dan pemeriksaan suhu.

Organisasi ini juga mengusulkan catatan kesehatan dikembangkan untuk mengidentifikasi semua peserta sesi di tempat-tempat rekreasi sebagai cara meningkatkan keterlacakan kontak sosial.

National Federation of Entrepreneurs of Leisure and Entertainment memperingatkan, kecuali kelab malam diizinkan untuk membuka segera dua pertiga kapasitas, mereka bisa bangkrut. Bila terjadi, 25 ribu orang bakal kehilangan pekerjaan.

Pengelola tempat hiburan malam juga khawatir jika anak-anak muda tidak bisa pergi ke venue, mereka akan mengadakan pesta sendiri di rumah atau di pantai dan ini akan jadi risiko kesehatan akibat corona yang lebih besar daripada di lingkungan terkendali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.