Sukses

Reebok Putus Kontrak dengan CrossFit Imbas Cuitan CEO Bernada Rasisme

Sebelum insiden cuitan, CrossFit terlebih dulu dikritik karena diam saja menghadapi kasus kematian George Floyd dan protes Black Lives Matter.

Liputan6.com, Jakarta - Hati-hati dengan jarimu, pelajaran penting dari kasus yang dialami CrossFit. Perusahaan fitness ternama yang memiliki banyak cabang di dunia, termasuk di Indonesia itu harus kehilangan banyak dukungan akibat CEO Greg Glassman mencuitkan komentar bernada rasisme tentang kematian George Floyd dan kampanye Black Lives Matter

Sebelumnya, Institute of Health Metrics and Evaluation mengunggah pernyataan di Twitter tentang gerakan Black Lives Matter dan alasan mengapa rasisme adalah sebuah masalah kesehatan masyarakat. Atas unggahan itu, Glassman membalasnya dengan menuliskan, "Itu adalah Floyd-19."

Glassman mengaitkan protes yang terjadi di berbagai belahan dunia yang dipicu karena pembunuhan Floyd oleh polisi pada 25 Mei 2020 lalu dengan pandemi Covid-19. Cuitan yang diunggah pada 6 Juni itu seketika mengundang kritikan tajam dari ribuan anggota gym CrossFit, pemilik gym, atlet profesional, dan banyak label yang telah berafiliasi lama dengan CrossFit.

Reebok yang selama ini menjadi pembuat apparel resmi CrossFit secara eksklusif sekaligus sponsor resmi ajang CrossFit tahunan sepuluh tahun terakhir, menyatakan akan menghentikan kerja sama mereka setelah kontrak berakhir pada akhir tahun ini.

"Kerja sama kami dengan kantor pusat CrossFit akan berakhir tahun ini. Baru-baru ini, kami telah mendiskusikan persetujuan baru, tetapi mengingat kejadian yang baru saja terjadi, kami memutuskan untuk mengakhiri kerja sama kami dengan kantor pusat CrossFit," demikian pernyataan Reebok kepada Footwear News, dikutip dari People, Selasa (9/6/2020).

"Kami akan memenuhi seluruh kewajiban yang tersisa berdasarkan kontrak pada 2020. Kami berutang hal ini terhadap peserta kompetisi Lomba CrossFit, fans, dan komunitas."

Beberapa sponsor lain juga menyusul langkah Reebok, seperti Rogue, pabrikan barbel dan peralatan angkat berat lainnya yang digunakan di CrossFit. Dan pada Senin pagi, 8 Juni 2020, setidaknya 300 gym memutus kontrak dengan CrossFit dan mengganti nama mereka, menurut Google Spreadsheet yang disirkulasi di Reddit.

Salah satunya gym yang berlokasi di New York. CrossFit Greenpoint mengganti nama mereka menjadi Greenpoint Athletics dan CrossFit Queens menjadi Community Fitness of Queens. Sementara, lainnya masih mencari nama baru yang pas.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konfirmasi Glassman

Para atlet profesional CrossFit ikut bereaksi atas cuitan yang diunggah Glassman. Mereka menyatakan tak akan lagi melanjutkan dukungan kepada organisasi tersebut kecuali CrossFit beraksi nyata dalam mendukung komunitas orang kulit hitam. Lima atlet telah menyatakan akan menolak undangan Kompetisi CrossFit 2020 bila tak ada aksi lebih lanjut.

Setelah gelombang penolakan, Glassman barulah mencuitkan permintaan maaf lewat akun utama CrossFit di mana ia mengklaim komentarnya keluar karena kemarahan setelah membaca pernyataan dari Institut for Health Metrics and Evaluation.

"Saya, kantor pusat CrossFit, dan komunitas CrossFit tidak akan mendukung rasisme. Saya membuat kesalahan atas kata-kata yang kupilih kemarin," katanya. "Hati saya sangat sedih atas luka yang timbul karenanya. Itu kesalahan, bukan rasis, tetapi kesalahan," sambungnya.

Sebelum cuitan Glassman, CrossFit sebelumnya juga dikritik karena diam dalam kasus kematian Floyd dan protes Black Lives Matter sementara brand dan gym lain berbagi pernyataan dukungan. Pada Sabtu lalu, banyak gym menggelar latihan khusus untuk menghormati Floyd yang diinisiasi Stacy Pugh dari Black Power Cleans Lifting Club.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.