Sukses

Krisis Corona, Desainer di Amerika Serikat Buat Hijab untuk Tenaga Kesehatan

Desainer bernama Hilal Ibrahim merancang hijab yang dapat dengan mudah dicuci bagi tenaga kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Ada beragam kisah inspiratif yang lahir di tengah pandemi corona Covid-19. Salah satu terobosan dihadirkan oleh seorang desainer bernama Hilal Ibrahim yang membuat hijab untuk tenaga kesehatan.

Dilansir dari laman Elle, Senin, 1 Juni 2020, ketika desainer fesyen di Minnesota, Amerika Serikat ini menemukan tenaga kesehatan membuang hijab mereka di sela-sela shift untuk mengendalikan infeksi, ia terinspirasi merancang hijab yang mudah dicuci dan dapat digunakan kembali dengan aman.

Desainer pemilik Henna & Hijab, sebuah butik yang mengkhususkan diri dalam henna organik dan hijab buatan tangan ini telah menyumbangkan lebih dari 700 hijan untuk para dokter dan perawat yang berjuang di garda terdepan di seluruh negara bagian di Negeri Paman Sam.

Ada berbagai hijab dengan warna netral yang dihadirkan, termasuk hitam, cokelat, biru, dan blush pink. Hijab ini dirancang dengan panjang yang sesuai dengan kebutuhan keagamaan.

"Yang paling penting, mereka tidak memengaruhi mobilitas pada pekerjaan dan tetap aman di tempatnya," kata Hilal kepada Elle.

"Hal ini penting, mengingat (bahwa tenaga kesehatan) harus sangat berhati-hati dalam melakukan kontak, terutama di lingkungan tersebut," tambahnya.

Hijab hospital-grade cukup fleksibel untuk dikenakan oleh pasien dan karyawan. Setiap penutup dibuat dengan tangan dan dijahit dengan kain yang dibuat secara etis. Hijab juga dirancang untuk menahan mesin cuci industri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Langkah Ekstra dalam Pembuatan

Mengingat corona Covid-19, para penjahit telah menambahkan langkah-langkah ekstra untuk proses pembuatan. Semua orang memakai sarung tangan dan masker saat memegang hijab dan membutuhkan perhatian ekstra untuk membantu mengurangi penyebaran kuman saat mengemasnya.

"Perempuan perlu yakin bahwa apa yang mereka pakai di kepala mereka bersih dan tidak perlu digunakan kembali dengan cara yang sama seperti masker atau pelindung wajah. Lebih penting lagi mereka seharusnya tidak untuk membawa hijab mereka bolak-balik ke rumah, yang berpotensi mengekspos keluarga mereka atau orang lain untuk apapun yang mereka hubungi di rumah sakit," tambahnya.

Hilal berkomunikasi dengan rumah sakit Minnesota, termasuk Health Partners, Park Nicollet, Hennepin Health, Allina Health, University of Minnesota Health, and the Mayo Clinic, untuk membuat rencana pengantaran yang aman sebelum memberikan hijab.

Ia mengatakan dalam beberapa minggu terakhir, Henna & Hijab telah dibanjiri dengan permintaan hijab dari karyawan kesehatan di seluruh negeri.

"Hijab sanitasi dalam pengaturan perawatan kesehatan sangat penting untuk pengendalian infeksi, dan sering dianggap tidak penting karena kurangnya pengetahuan tentang standar perempuan Muslim," kata Hilal.

"Virus ini lebih jauh mengekspos perbedaan dan perjuangan yang dihadapi beberapa kelompok di negara ini. Saya harap kita bisa bergerak ke arah pemahaman yang lebih baik dan memecahkan beberapa hambatan yang dimiliki orang non-Muslim soal hijab," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.