Sukses

Garden Rooftop Impian Ayudia Bing Slamet, Serba Hijau dan Bisa Dikonsumsi

Ayudia Bing Slamet bahkan sampai mendaftar untuk mengikuti masterclass yang diisi oleh Ron Finley.

Liputan6.com, Jakarta - Ada hobi baru yang dilakoni Ayudia Bing Slamet selama menjalani karantina mandiri karena pandemi Covid-19. Ia rajin bercocok tanam bahkan berhasil mewujudkan garden rooftop alias kebun mini di atap rumahnya.

"Belum tentu bisa begini kalau gak ada momen WFH-WFH," tulis Ayudia.

Potret garden rooftop impiannya itu diunggah ke media sosial Instagram miliknya pada 12 Mei 2020. Lokasinya di salah satu sudut di balkon lantai 3 rumah Ayudia.

Nyaris semua tanaman hanya ditaruh di polybag, sebagian ditaruh di pot-pot cantik, dan ditata apik di rak-rak yang tersedia. Ia menyampirkan paranet untuk melindungi tanamannya dari paparan sinar matahari langsung.

Tidak sekadar hijau, hampir semua tanaman yang ditaruh di kebun mininya itu diklaim bisa dikonsumsi. "Welcome to my 90% edible rooftop garden! Hampir semua yang ada disini bisa dimakan!" imbuh Ayudia.

Ia mengaku beruntung rumahnya menghadap ke matahari terbit sehingga tanaman bisa berfotosintesis dengan baik. Selain itu, beberapa area rumahnya juga masih mendapat sinar matahari sore.

"Seneng banget juga sekarang banyak toko online tanaman yang jual tanaman konsumsi jadi tinggal rawat. Ah! Gak nyangka nih bs begini. Terharu sumpah," sambung Ayudia lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sumber Inspirasi

Ayudia yang kerap disapa dengan sebutan Mama Ncip itu mengaku sudah lama memimpikan memiliki kebun di rumah. Ia terinspirasi dari chef-chef luar negeri yang bisa mengolah makanan dari bahan yang ada di halaman. Ia juga sempat mengikuti masterclass yang digelar pekebun asal Los Angeles Ron Finley.

"Selalu percaya kalau semua orang itu #greenthumb atau tangannya dingin," ucapnya.

Beragam bibit tanaman dibelinya secara online. Salah satunya adalah bibit kyuri alias timun jepang. Ia mengaku sengaja membelinya demi menyenangkan suami, Ditto, yang suka dengan timun.

"Gemey bgt daunnya berbulu," tulisnya.

Ayudia juga menanam kemangi yang bisa dipanen 25 hari sejak tanam dan bisa dipanen berulang hingga usia empat bulan. Fakta menarik dari kemangi, seperti dikutip dari Instagram IPBMart, tanaman ini tidak disukai oleh hama pengganggu sehingga kemangi tidak memerlukan pestisida.

"Menurut keterangan petani di Bogor, jika kemangi disemprotkan pestisida dan pemberian pupuk kimia akan menyebabkan daun kemangi menjadi hitam. Jadi kesimpulannya, tanaman kemangi sangat layak dikonsumsi tanpa khawatir adanya bahan kimia," tulis akun tersebut.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.