Sukses

Desainer Stella McCartney Dikritik Tak Etik Usai Rumahkan Pegawai dan Terima Bantuan Pemerintah

Desainer Stella McCartney mengikuti jejak Victoria Beckham yang lebih dulu merumahkan karyawannya.

Liputan6.com, Jakarta - Desainer Stella McCartney mendadak jadi sorotan. Pemilik label atas namanya sendiri itu dikritik tak etis lantaran merumahkan pegawainya selama krisis Covid-19 tetapi tetap menerima bantuan dana pemerintah.

Desainer fesyen yang ditaksir memiliki kekayaan 60 juta Pound sterling itu juga dikabarkan meminta para pekerjanya agar bersedia dipotong gaji bila mereka kembali bekerja. Sebelum itu, ia akan menggaji para pekerjanya menggunakan skema jaminan pemerintah, langkah serupa yang diambil Victoria Beckham selama krisis berlangsung.

Dilansir dari The Sun, Selasa, 21 April 2020, salah satu pekerja menyebut tindakan anak Paul McCartney itu salah secara moral dan tidak bisa diterima secara sosial.

"Kami telah berharap banyak dari Stella, tetapi ia tak menunjukkan loyalitas. Ia membanggakan pencapaian atas dirinya sendiri, tetapi balasannya kepada kami adalah dibuang," kata pekerja yang tak disebutkan namanya itu.

Di bawah rencana Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, perusahaan dapat mengklaim hingga 80 persen gaji dengan nilai maksimum 2.500 Pound sterling. Tetapi yang jadi sorotan, Stella yang kini berusia 48 tahun tak berencana membantu para pegawainya dengan mengeluarkan kocek pribadi.

Tindakannya berbeda dari Victoria Beckham yang sampai mengeluarkan uang pribadi untuk menggaji sebagian pegawainya. Bisnis fesyen Vic juga dikabarkan terpukul hebat akibat pandemi corona Covid-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tutup Toko

Karyawan dua toko resmi Stella McCartney di London sebelumnya telah menerima surat yang menginformasikan tentang rencana cuti karyawan. Sementara, cabang Stella di New York, Los Angeles, dan Las Vegas telah ditutup lebih dulu karena kebijakan lockdown akibat corona Covid-19.

Sumber dalam mengatakan setengah dari 1.400 karyawan di 51 toko seluruh dunia akan dirumahkan. Perusahaan McCartney diketahui memiliki omzet lebih dari 500 juta Pound sterling setahun.

Busananya banyak dikenakan selebritas dunia, termasuk Meghan Markle yang mengenakan gaun malam hasil desain McCartney dalam pesta resepsi pernikahannya, pada 2017 lalu. 

Juru bicara perusahaan mengonfirmasi rencana merumahkan pekerja, tetapi mengatakan tak seluruh pekerja akan mengalaminya. Ia juga menolak berkomentar pemotongan gaji para karyawan.

Sebelumnya, The Sun mengungkapkan rencana Victoria merumahkan karyawannya seiring penutupan toko resmi di Hong Kong. Ia juga akan memfokuskan pada pengembangan label kosmetiknya.

Seorang sumber mengatakan,"Seperti kebanyakan orang, Victoria terpaksa merumahkan karyawannya. Itu bukan keputusan ringan baginya, tetapi bagi stabilitas jangka panjang dan keuntungan perusahaan, itu harus dilakukannya."

"Ia selama ini menjaga seluruh tim secara personal lewat email, dan melibatkan semua staf dalam paket cuti yang lebih baik. Dia bahkan merelakan gajinya sendiri untuk memimpin dari depan."

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.