Sukses

Supermarket di Australia Terapkan Jam Khusus bagi Lansia dan Difabel Akibat Corona COVID-19

Dampak panic buying akibat penyebaran corona COVID-19 membuat supermarket di Australia terapkan satu jam setiap hari khusus bagi lansia dan difabel.

Liputan6.com, Jakarta - Australia jadi satu dari sekian banyak negara yang dilanda panic-buying akibat penyebaran corona COVID-19. Bahkan, lewat sebuah video yang viral, beberapa waktu lalu, antar warga Negeri Kanguru tampak bertengkar memperebutkan tisu toilet.

Mengantisipasi kondisi tersebut terulang, sebuah supermarket di Sydney, Australia, memberlakukan jam khusus di mana hanya lansia dan difabel yang boleh melakukan pembelian pada waktu tersebut.

Melansir video South China Morning Post, Kamis, 19 Maret 2020, selama satu jam setiap pagi, yakni pukul 7--8, supermarket tersebut hanya membuka pintu bagi orang berusia di atas 60 tahun dan penyandang disabilitas.

Sementara, jaringan supermarket di Australia sendiri diketahui memperpanjang waktu buka mereka setelah panic-buying melanda di tengah penyebaran virus corona COVID-19.

Dampak tindakan tersebut, tak sedikit orang keluar supermarket dengan tangan kosong setelah tisu toilet dan barang esensial lain ludes tak tersisa.

"Saya datang ke sini kemarin, di tengah hari, dan melihat rak ayam, serta daging kosong. Pemandangan itu membuat saya sedikit panik," tutur Robyn Swan, salah seorang konsumen lansia.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dinilai Lebih Efektif

Swan mengatakan, pemberlakukan jam khusus membuatnya lega. "Saya sangat senang melihat jumlah makanan yang saya pikir cukup untuk semua, rak-rak penuh lagi," ucapnya.

Aturan belanja ini disebutkan akan berlangsung setidaknya sampai Jumat (20/3/2020). Pelanggan lain bernama Max Hill mengatakan, jam belanja khusus ini sangat efektif, lantaran persediaan barang terbilang masih cukup.

"Semua orang berbelanja dengan tertib tanpa takut kehabisan ini-itu," ucapnya.

Sementara, supermarket lain memberlakukan minimal pembelian untuk memastikan tak ada pembelian berlebih dan stok barang tersedia untuk banyak orang. 

Australia sendiri telah mengonfirmasi 400 kasus corona COVID-19 dengan catatan lima kematian pada Rabu, 18 Maret 2020. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.