Sukses

Melihat Pengabdian Puteri Indonesia 2020 di Desa Sasak Lombok

Rr Ayu Maulida Putri, Puteri Indonesia 2020 menjalankan advokasi Senyum Desa ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Puteri Indonesia 2020, Rr Ayu Maulida Putri terus membawa semangat advokasinya, program Senyum Desa. Program ini didirikan sejumlah anak muda yang bekerja sama meningkatkan kesetaraan di pendidikan, lingkungan, kesehatan, komunitas, dan kemanusiaan.

Ayu Maulida turut ambil bagian dalam kegiatan lapangan program ini yang dilakukan di beberapa wilayah di Tanah Air seperti Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sungai Ambawang, Kalimantan Barat.

Salah satu yang teranyar adalah kunjungan Puteri Indonesia 2020 ke Desa Sasak, Sade, Lombok, NTB. Momen saat berada di sana diunggah Ayu melalui akun Instagram pribadi.

"Tanggung jawab saya adalah mengabdi. Dimulai dari mengabdi kepada sekeliling saya dan komunitas terdekat, sampai kepelosok Indonesia, hingga sekarang saya diberi kesempatan untuk mengabdi kepada negara," tulis Ayu dalam kolom keterangan potret pada 17 Maret 2020.

Besar harap perempuan berusia 22 tahun ini nantinya ia dapat mengharumkan nama Indonesia untuk kedua kalinya di kancah internasional. "Dan mengabdi dengan jangkauan yang lebih luas lagi." lanjutnya.

Puteri Indonesia 2020 melanjutkan, bahwa dirinya bersyukur akan setiap kesempatan yang dititipkan kepadanya. Ia siap menjalankan tiap amanah dengan sepenuh hati juga sekuat tenaga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semangat Ayu Maulida

Program Senyum Desa adalah komunitas yang didirikan pada 27 Oktober 2017. Komunitas ini telah jadi sebuah yayasan yang beranggotakan 700 orang di seluruh Indonesia.

"Awalnya berdiri di Surabaya, yang kebanyakan orang Madura. Kami memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan, pemberdayaan wanita, pengecekan kesehatan gratis, membangun taman baca, mengajak anak-anak peduli untuk mau belajar dan sekolah," jelas Ayu di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di tempat Senyum Desa berdiri, dari 100 anak hanya 40 anak yang bersekolah. Sedangkan, 60 anak lainnya hanya bermain. "Mereka sebenarnya mau untuk sekolah, tapi kadang-kadang orangtuanya tidak peduli dengan pendidikan," tambahnya.

Hal tersebut juga terjadi karena persoalan kemiskinan. Banyak pula anak-anak yang sekolah tidak semua memakai sepatu, ada yang mengenakan sandal. Melalui Senyum Desa, Ayu ingin berbagi dengan mereka.

"Mereka yang berada di Senyum Desa itu kebanyakan masih mahasiswa. Mereka bukan berasal dari keluarga menengah ke atas, tapi menengah ke bawah. Dari situ saya sangat tersentuh dengan persaudaraan di Senyum Desa," jelas Ayu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.