Sukses

People First, Aksi Yang Harus Dilakukan Atasi Krisis Karena Corona

Sandiaga Uno berharap pemerintah membuat langkah-langkah antisipasif dalam menghadapi krisis ekonomi akibat dampak corona.

Liputan6.com, Jakarta - Dampak wabah corona semakin terasa di banyak negara, termasuk di Indonesia. Untuk itu, Sandiaga Uno meminta pemerintah bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi resesi ekonomi yang diakibatkan menyebarnya Virus Covid-19 atau virus Corona.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, adanya lockdown yang dilakukan di beberapa negara terkait dengan virus Covid-19 membuat perekonomian global mulai goyah. Diharapkan, pemerintah membuat langkah-langkah antisipasif dalam menghadapi krisis ekonomi.

Dia menuturkan, dampak krisis ekonomi global sudah terjadi di beberapa negara. Contohnya, mata uang yuan dan peso yang mengalami depresiasi. Sehingga, pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi dampak resesi.

"Tantangan itu harus segera diantisipasi, hadapi, dan dibuat langkah-langkah antisipatif yang benar-benar konkret harus disiapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa dihindari," ucapnya dalam acara Opposition Leader Economic Forum.

Menurut dia, cara yang paling cepat mencegah resesi yaitu dengan foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk menyederhanakan beragam regulasi.

"Masalah itu ada di internal kita sendiri. Ada kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ dan itu bisa memayungi resesi global juga ada di situ," ujarnya.

Sandi menuturkan, terkait dengan nasib rakyar ditengah turbolensi ekologis ini ini Covid-19 ebih menular daripada flu biasa dan WHO sudah mengumumkan kalau Covud-19 menjadi glogal pandemic dan ini menjadi tantangan yang cukup besar.

“CORONA VIRUS jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan SARS dan MERS COV, karena kedua wabah virus ini belum dikategorikan sebagai Global Pandemic,” ucap Sandi.

Dia menegaskan, dalam kasus ini menjadi salah satu ujian dalam persatuan bangsa kita. Musuh kita sekarang berskala NANO, sehingga pemerintah pusat dan daerah juga haris kompak dalam menangani kasus ini.

“Semua harus bersatu mengatasi ancaman wabah ini sama-sama, tak boleh ada Disharmoni, Pemerintah harus tampil transparan, dan efektif. Respons penanganan harus cepat, menahan laju penularan,” ujarnya.

Mengantisipasi resesi eknomi akibat virus ini maka pemerintah harus membangun kepercayaan publik dan pasar dan Libatkan rakyat dalam antisipasi dan pencegahan Untuk itu, pemerintah harus segara melakukan policy respon atau kebijakan yang memastikan ekonomi kita bergerak jangan terlalu terburu-buru di Omnibus Law

Antisipasi dampak virus Covid 19. “Perbankan melalui guidance OJK agar lakukan rescheduling pembayaran cicilan pokok dan pengurangan cicilan bunga,” tegasnya.

Gagasan Potong pajak yang sempat diajukan pada tahun lalu agar segera dilaksanakan.

Untuk longgarkan tekanan ekonomi, meningkatkan konsumsi terutama untuk pekerja dan UMKM yang penting tepat waktu, tepat sasaran. Terakhir adalah dengan menjemput masa depan, diketahui, 17 persen populasi di Indonesia berumur 15 -24 tahun.

Menurut data ILO 15.8 persen anak muda kita masih menganggur. Angka ini lebih besar dibanding rata-rata pengangguran didunia. Menurut perkiraan ILO, lebih dari 60 persen pekerjaan tetap di Indonesia berisiko 42 persen pekerjaan berpotensi terAUTOMATISASI.

Potensi wabah dan krisis menekan sektor pariwisata, transportasi, jasa dan sebagainya. Sehingga, solusinya adalah mengajak anak-anak muda berperan dalam instrument yang menggairahkan UMKM dan startup sehingga akan membangun kualitas dalam negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.