Sukses

Cerita Ayu Maulida Usai Dinobatkan Jadi Puteri Indonesia 2020

Ayu Maulida Puteri Indonesia akan mengikuti arahan dari Yayasan Puteri Indonesia tentang kegiatannya dan apa yang harus dilakukannya.

Liputan6.com, Jakarta - Ayu Maulida resmi menjadi Puteri Indonesia 2020 sejak 6 Maret 2020. Sehari usai dinobatkan sebagai Puteri Indonesia 2020 Ayu seperti tidak percaya.

"Ini beneran nih harus pakai mahkota," ujar Ayu Maulida yang sempat menantikan gelar ini sejak beberapa tahun lalu, saat ditemui di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, baru-baru ini.

Ayu menjelaskan, dia harus menggunakan mahkota tersebut saat melakukan kunjungan atas tugas dari Yayasan Puteri Indonesia. Saat ini Ayu sedang menunggu arahan dari yayasan itu.

"Saya percaya Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu telah mempersiapkan segala kebutuhan dan keperluan saya, seperti bahasa Inggris, public speaking, untuk menambah aplikasi dan advokasi, karena saya sudah punya advokasi namanya Senyum Desa," kata Ayu.

Ia menambahkan, sebagai Puteri Indonesia 2020 dirinya harus banyak mempersiapkan mental dan berdoa. Apalagi, Ayu juga harus mempersiapkan diri ke ajang Miss Universe 2020.

"Apa pun itu harus berjuang. Saya percaya bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Jadi, saya nikmati saja perjalanan ini," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Program Senyum Desa

Terkait Senyum Desa, Ayu Maulida menjelaskan bahwa Senyum Desa merupakan komunitas kecil yang dibentuk pada 2017. Saat ini komunitas tersebut telah menjadi sebuah yayasan yang beranggotakan 700 orang di seluruh Indonesia.

"Awalnya berdiri di Surabaya, yang kebanyakan orang Madura. Kami memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan, pemberdayaan wanita, pengecekan kesehatan gratis, membangun taman baca, mengajak anak-anak peduli untuk mau belajar dan sekolah," papar Ayu.

Di tempat Senyum Desa berdiri, kata Ayu, dari 100 anak, hanya 40 anak yang bersekolah, sedangkan 60 anak lainnya hanya bermain.

"Mereka sebenarnya mau untuk sekolah, tapi kadang-kdang orangtuanya tidak peduli dengan pendidikan," ujar Ayu.

Hal itu juga terjadi karena persoalan kemiskinan, karena banyak juga anak-anak yang sekolah tidak semua memakai sepatu, ada yang memakai sandal. Melalui Senyum Desa, Ayu ingin berbagi dengan mereka.

"Mereka yang berada di Senyum Desa itu kebanyakan masih mahasiswa. Mereka bukan berasal dari keluarga menengah ke atas, tapi menengah ke bawah. Dari situ saya sangat tersentuh dengan persaudaraan di Senyum Desa," ujar Ayu Maulida yang sempat mengadakan event Senyum Desa ada di Kediri, Blitar, Lombok, Kalimantan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.