Sukses

Rumah Pernah Terbakar, Semangat Pendiri Wardah Tetap Membara

Kisah pemilik Wardah dalam mengembangkan usaha kosmetiknya, penuh haru dan perjuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani suatu bisnis, bukan hal mengherankan jika menghadapi rintangan. Hal inilah yang dirasakan oleh pemilik brand kecantikan Wardah, Nurhayati Subakat. Setelah rumah dan pabriknya hangus terbakar, ia kembali bangkit dengan tujuan mulia untuk bisa bermanfaat bagi sekitar.

"Saya ingin mendirikan sebuah usaha yang memiliki penghasilan lebih namun tetap bermanfaat buat orang banyak," ujar Nurhayati dalam Talkshow Inspiring Women dalam acara Women Festive di Balai Kartini, Sabtu, 7 Maret 2020.

Lulusan Farmasi Institut Teknologi Bandung ini memulai karier dengan menjual shampo bermerek Putri. Dipilihnya sampo sebab sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan yang menjual aneka produk haircare.

Awal mula berdiri, ibu dari tiga anak ini hanya memiliki dua orang pegawai saja, itu pun asisten rumah tangganya. Usahanya di bidang sampo lama kelamaan semakin meningkat, ia pun mulai memasarkannya ke kalangan masyarakat.

Namun, kabar duka malah melanda di tengah bisnisnya yang mulai berkilauan. Pada April 1990, rumah beserta home industry yang telah ia rintis hangus terbakar. Si jago merah tentu hanya melalap benda milik Nurhayati, lain halnya dengan semangat juangnya yang terus membara.

Nurhayati mengatakan, jika ia terpuruk dan menyerah, bagaimana dengan nasib para karyawan yang penghasilannya bergantung pada usahanya."Saat itu jumlah karyawan sudah ada 25 orang. Saya memikirkan nasib karyawan kalau saya tidak bangkit lagi. Apalagi itu minggu pertama bulan Ramadan, mereka nanti tidak bisa dapat THR Hari Raya,"kata Nurhayati.

Dengan rasa pedulinya, ia memulai semuanya dari nol dengan meminjam modal ke bank milik negara. Tak sampai setahun, tepatnya pada Desember 1990, Nurhayati sudah bisa mendirikan pabriknya dan kembali menyusun strategi untuk mengembangkan bisnisnya.

Hal yang pertama kali ia perbuat setelah bisnisnya kembali ialah memberikan THR kepada karyawanya. "Mungkin dengan rasa peduli ke orang lain membuat kita bisa semangat dan bangkit lagi," kenangnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bangkit Kembali

Lima tahun pascakebakaran, ia merintis usaha dalam bidang kosmetik, yaitu Wardah. Bukan hal yang mudah untuk memulai suatu hal baru. Peluncuran pertama produknya gagal total. 

"Saat itu saya bekerja sama dengan pesanteran. Tetapi seperti diketahui, santri tidak memakai kosmetik. Saya tawarkan pula produk sampo tetap tidak mau,"kata Nurhayati. 

Satu kali ditolak, ribuan kali ia kembali mencoba. Langkah Nurhayati selanjutnya ialah dengan memasang produknya di sebuah koran lokal dan itu pun belum berhasil. Hingga akhirnya datanglah kesempatan dari dua distributor yang mau mendistribusikan produknya. Dari situlah produk Wardah mulai dikenal dan tersebar luas. 

Awalnya, ketiga anaknya tidak sepenuhnya mendukung usaha yang dijalankan oleh Nurhayati. Namun pada 2002, mereka akhirnya turun langsung membantu sang ibu mengembangkan bisnisnya.

Saat itu, tagline dari Wardah ialah Kosmetik Suci dan Aman, sesuai tujuan awal yang ingin menyediakan riasan halal bagi Muslimah yang ada di Indonesia. Kemudian, setelah anaknya terjun langsung mengurus bisnis, banyak inovasi baru termasuk mengubah tagline pada 2009 menjadi Inspiring Beauty yang saat ini akrab di telinga masyarakat. 

3 dari 3 halaman

Kunci Sukses Bisnis

Dalam acara Women Festive tersebut, Nurhayati pun membagikan kunci sukses bagi pengusaha pemula. Menurutnya, dalam menjalani usaha itu harus mau dan bisa, artinya memiliki kemauan dan tekun dalam menjalaninya. Bisa di sini dapat diartikan memiliki pemahaman terhadap bisnis yang dijalankan, bukan sekadar ikut-ikutan sesuai tren yang berkembang. 

Kedua, gali passion atau kemampuan yang ada di dalam diri. Jika menjalani bisnis yang sesuai dengan passion tentu akan lebih mudah menjalaninya. Ketiga, peduli terhadap orang sekitar, apa yang dilakukan sebisa mungkin bisa bermanfaat untuk orang lain. Dengan peduli bisa membuat lebih bersemangat dalam menjalani bisnis. 

Setelah itu, bersikaplah rendah hati meskipun usaha kita sudah melebar di mana-mana. Jangan lupa untuk terus belajar dari orang sekitar. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah, teruslah untuk berinovasi. Inovasi tidak hanya dengan menciptakan sesuatu yang baru, bisa pula melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. (Tri Ayu Lutfiani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.