Sukses

Wabah Corona Lahirkan Tren Baru Belanja di Hong Kong

Penyebaran virus corona membuat jumlah kunjungan ke Hong Kong merosot jauh.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah risiko penyebaran corona, para retailer di Hong Kong berusaha beradaptasi dan menciptakan tren belanja baru. Bukan lagi datang ke toko-toko besar, melainkan membiasakan pelanggan membeli ragam barang di gerai-gerai pop-up dan lapak sementara.

Melansir dari laman South China Morning Post, 4 Maret 2020, strategi ini dilakukan untuk mengurangi biaya dagang dalam upaya membendung dampak protes anti-pemerintah dan penyebaran virus corona.

Gerai-gerai kecil ini, walau jumlah produk tak terlalu banyak, biasanya menjual berbagai macam barang dalam kubik-kubik kecil. "Cara ini dinilai lebih efisien di tengah tutupnya banyak gerai besar," kata Senior Director Advisory and Transaction Service CBRE Lawrence Wan.

Merosotnya jumlah pengunjung ke Hong Kong telah membuat sektor dagang dan industri perhotelan terpuruk. Berdasarkan data yang diperoleh, kunjungan pada Februari 2020 hanya menyentuh angka 3.000 orang, berbanding jauh dengan jumlah kunjungan 200 ribu tahun lalu.

Di tengah penyebaran virus corona, permintaan membuka gerai-gerai kecil yang mejelma jadi tren belanja ini tetap terjadi walau pemilik mal telah menawarkan harga sewa jauh lebih murah. Penurunan tersebut dirasa tak sebanding dengan jumlah pemasukan yang juga terjun bebas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konstan Berkembang

Sebelum virus corona menyebar, gerai pop-up sebenarnya sudah cukup populer di Hong Kong, mengingat harga sewa toko yang konstan melejit.

Pada Mei 2018, jenis toko ini bahkan membolehkan pedagang asing untuk 'cek ombak' apakah barang mereka laris di pasaran tanpa beban sewa tempat dalam jangka panjang. 

Sementara gerai pop-up dan toko-toko kecil punya harga sewa jauh lebih rendah, ragam barang yang tersedia disebutkan menyuntikkan traffic sehat untuk pemilik mal.

"Terlepas dari penyebaran virus corona, keseimbangan desain tempat berjualan tetap penting untuk pemilik mal karena memengaruhi keberagaman yang menarik para pembeli," ucap Chief Executive Officer Midland IC&I Daniel Wong Hon-shing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.