Sukses

Usaha Penumpang Pesawat Berbadan Gemuk Melawan Diskriminasi Maskapai

Sabuk pengaman tak bisa dikaitkan di perut, penumpang gemuk di kelas bisnis dipindah ke kelas ekonomi dengan memakai sabuk pengaman tambahan.

Liputan6.com, Jakarta -  Mereka yang memiliki tubuh besar atau gemuk masih kerap mengalami diskriminasi dalam berbagai hal. Termasuk mereka yang menjadi penumpang pesawat terbang. Mereka ada yang mendapat perlakuan diskriminatif dari pihak maskapai penerbangan.

Mereka tak mau tinggal diam. Seorang penumpang berbadan gemuk melawan diskriminasi dari perlakuan maskapai. Ada di antara mereka tak diinginkan duduk di kursi pesawat karena badannya terlalu besar.

Dilansir CNN Travel, di awal tahun ini ada sebuah kasus yang menimpa satu keluarga. Tiga wanita dari Selandia Baru itu, ibu dan dua putrinya jadi pemberitaan di seluruh dunia karena ditolak duduk di kabin bisnis Thai Airways yang telah dipesan.

Alasannya, mereka dianggap terlalu gemuk. Mereka adalah Huhana Iripa beserta putrinya Tere dan Renell. Mereka sengaja memesan tiket kelas bisnis karena rata-rata maskapai memiliki kursi yang besar dan nyaman.

Namun, kursi kelas bisnis Thai Airways berbeda, sabuk pengaman tak bisa dikaitkan di perut. Akibatnya, mereka dipindah ke kelas ekonomi dengan mengenakan sabuk pengaman tambahan.

Kisah ini pun viral. Thai Airways lalu memberikan pengembalian uang ke keluarga itu karena beda harga kelas bisnis dan ekonomi.

Peristiwa itu tak lepas dari perhatian Annette Richmond , seorang aktivis dan pendiri Fat Girls Travelling, komunitas pendukung perempuan dengan berbagai tipe tubuh dan suka bepergian. Annette terbilang gemuk dan sebagai penumpang pesawat terbang ia sering mengalami berbagai hal di pesawat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stigma Negatif Penumpang Gemuk

Ia menyarankan bagi orang gemuk untuk melakukan riset sebanyak mungkin tentang penerbangan, operator, dan kursi yang dipesan. Karena, peraturan dari maskapai kerap berubah dan mereka menginginkan keuntungan.

Ada sejumlah negara yang mengatur tentang ukuran tubuh penumpang pesawat. Misalnya, penumpang penerbangan domestik di Kanada yang membutuhkan dua kursi bisa mendapatkan kembali uang dari kursi kedua jika memiliki catatan dari dokter.

Sementara, Australia memiliki undang-undang perlindungan konsumen yang melarang maskapai membebani penumpang dengan penjualan harga tiket berbeda berdasar ukuran tubuh mereka. Amerika Serikat masih simpang siur, karena peraturan di sana sering berubah.

Orang-orang gemuk terus mendapat tekanan dan stigma negatif. Bahkan, sesama penumpang pun saling tengkar karena hal ini. Menurut Annette, tak akan ada perubahan berarti jika konfigurasi kursi pesawat masih seperti saat ini. Karena, kenyamanan harus digerus dengan harga tiket yang murah.

Richmond sendiri sering memberi saran pada mereka yang bermasalah dengan suatu maskapai. Fat Girls Travelling akan saling mendukung secara online dan target mereka bukan hanya tentang mendapatkan pengembalian uang, tapi juga ingin menunjukkan kalau mereka tidaklah sendirian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.