Sukses

ViWi Nusantara Shocking Deals 2020, Cara PHRI Rayu Turis Domestik Jalan-Jalan di Tengah Ketakutan Wabah Corona

Wisatawan domestik diharapkan menjadi backbone untuk menopang industri pariwisata Indonesia yang melesu karena kehilangan turis Tiongkok akibat corona.

Liputan6.com, Jakarta - Merebaknya wabah virus corona berdampak langsung pada industri pariwisata Indonesia, terlebih setelah pemerintah menutup akses penerbangan ke Tiongkok maupun sebaliknya. Ribuan turis China akhirnya membatalkan rencana liburannya ke Indonesia. Pelaku usaha pariwisata pun harus putar otak menutup kekurangan yang terjadi.

Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pusat Hariyadi Sukamdani menyebut jumlah pembatalan turis Tiongkok ke Indonesia mencapai 78 ribu paket perjalanan dan lebih dari 40.000 room night hotel. Itu untuk Bali saja, belum dikalkulasi kerugian yang dialami destinasi wisata lainnya, seperti Batam, Manado, dan Jakarta.

"Rata-rata turis Tiongkok yang datang ke Bali per hari itu sekitar 3.000 orang. Rata-rata tingkat pengeluaran mereka mencapai 1.100 dolar AS. Dengan menghilangnya turis Tiongkok, apalagi pada saat peak season seperti Imlek ini, potensi kerugiannya dihitung 60 hari hampir Rp2,7 triliun," tutur Hariyadi dalam sambutan pembukaan Munas PHRI ke-17 di Karawang, Senin (10/2/2020).

Setelah wisatawan dari daratan Tiongkok tidak bisa lagi diharapkan sementara waktu, PHRI kini menargetkan wisatawan nusantara sebagai pasar utama dengan meluncurkan VIWI Nusantara Shocking Deals 2020. Program itu diinisiasi oleh pelaku usaha wisata yang tergabung dalam Visit Wonderful Indonesia Board yang terdiri dari 15 asosiasi sektor pariwisata.

Menurut Hariyadi, akibat wabah corona, banyak wisatawan domestik membatalkan rencana kepergiannya ke luar negeri dan mengalihkannya dengan traveling di dalam negeri. Perubahan tersebut dimanfaatkan dengan menawarkan harga paket wisata terendah meliputi tiket pesawat, kamar hotel, tur, tiket taman rekreasi, transportasi darat dan laut hingga diskon dari pusat perbelanjaan dan toko-toko ritel.

Tawaran tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan perjalanan wisatawan Nusantara. "Bila kita melihat data perjalanan domestic traveler yang mencapai 303,4 juta orang pada 2018 tetapi turun sekitar 20 juta pada 2019 akibat kenaikan harga tiket pesawat yang tinggi, maka kita masih bisa berharap wisatawan nusantara dapat melebihi angka di tahun 2018," katanya.  

Ia makin optimistis promo tersebut bisa efektif merayu para wisatawan domestik untuk mengeksplorasi destinasi wisata di dalam negeri. Utamanya setelah Garuda Indonesia merombak jajaran direksinya yang diharapkan bisa menciptakan harga tiket pesawat yang lebih kompetitif lagi.

"Kami berharap dengan diluncurkannya program ini oleh Bapak Wakil Presiden akan dapat kembali menggairahkan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata di dalam negeri dan mengenal lebih luas keindahan Tanah Air tercinta," sambung Hariyadi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Pemerintah

Peluncuran program tersebut disambut baik oleh pemerintah. Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahkan menyatakan bahwa wisatawan domestik sebagai backbone industri pariwisata dalam negeri di tengah kelesuan akibat dampak wabah virus corona.

Ia juga berharap para pelaku pariwisata bisa mengemas paket-paket pariwisata dan hotel yang menarik sehingga wisatawan nusantara tertarik menghabiskan uangnya di dalam negeri. Wapres juga mengusulkan agar para pengusaha sektor pariwisata memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan program tersebut lebih luas dan efektif.

"Saya mendukung penuh dan memberi apresiasi tinggi kepada PHRI yang meluncurkan VIWI Nusantara Shocking Deals 2020," katanya. Wapres juga berencana untuk membuka pasar non-konvensional dalam menghadapi situasi anomali saat ini. Selain itu, menggenjot MICE yang bisa mendatangkan ratusan hingga ribuan orang dalam satu waktu.

Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengingatkan agar dunia usaha untuk mengantisipasi meluasnya dampak wabah virus corona. Pasalnya, Singapura dan Hong Kong yang selama ini menjadi hub untuk aksesibilitas wisatawan mancanegara ke Indonesia statusnya makin mengkhawatirkan.

"Kita baru berhenti dari daratan China saja, tetapi ada potensi kalau tiba-tiba Hong Kong mesti ditutup, sementara Hong Kong itu hub Indonesia. Dampaknya lebih besar lagi. nggak bisa ngitung, agak sulit menjawabnya," katanya.

Ia juga menyebut periode Februari-Maret menjadi masa kritis untuk para pelaku usaha wisata dalam negeri. Hal itu lantaran masa ini adalah saatnya wisatawan memesan paket perjalanan dan kamar hotel untuk libur musim panas mendatang.

"Itu cuma tiga bulan. Kalau lebih, dinamikanya bertambah," ujar Tama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.