Sukses

Pangeran Charles Teringat Masa Muda Lihat Semangat Greta Thunberg Surakan Krisis Lingkungan

Greta Thunberg dan Pangeran Charles berkesempatan bertemu di acara WEF membahas isu perubahan iklim, juga lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis lingkungan Greta Thunberg mendapat kesempatan bertemu Pangeran Charles dalam acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu. Di kesempatan yang dimaksud, Pangeran Charles melihat semangat Greta sama seperti dirinya saat masih muda dalam menyuarakan krisis lingkungan. 

Pegelaran annual forum ekonomi ini biasanya semata membahas sejumlah isu penting terkait ekonomi global. Namun, pada tahun ini, topik tentang isu lingkungan dan perubahan iklim justru jadi sorotan utama.

WEF yang dijadwalkan berlangsung hingga 2 Februari itu nantinya akan mendatangkan tokoh-tokoh penting dari berbagai negara, mulai dari ekonom, artis, hingga aktivis lingkungan, termasuk salah duanya adalah Greta Thunberg dan Pangeran Charles.

Pangeran Charles yang sudah sejak lama memfokuskan diri dalam permasalahan lingkungan mengakui bahwa Greta memiliki semangat luar biasa dalam menyadarkan manusia menjaga lingkungan. Dilansir Varity Time, 24 Januari 2020, Pangeran Charles dulu pernah melakukan hal yang sama seperti Greta.

“Lebih dari empat puluh tahun yang lalu saya ingat berpidato tentang masalah limbah plastik dan limbah lain. Tapi, saat itu tidak ada yang benar-benar tertarik dan saya dianggap kuno,” kata ayah dua anak tersebut.

Pangeran Charles mengungkap rasa bangganya terhadap Greta. Menurutnya, Greta mewakili salah satu alasan utama Prince of Wales berusaha keras menyuarakan krisis lingkungan selama bertahun-tahun.

“Saya tidak ingin cucu-cucu saya menuduh saya tidak melakukan suatu tindakan untuk menjaga alam,” imbuhnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isu yang Dibawa Greta

Berbicara di depan para pemimpin dunia, Greta dengan lantang mengatakan untuk segera meninggalkan subsidi energi fosil. “Kami tidak ingin ini dilakukan pada 2050, 2030, bahkan 2021. Kami ingin ini dilakukan saat ini juga,” katanya dikutip dari CNN.

Gadis 17 tahun yang dinobatkan sebagai 2019 Time Person of the Year itu menyebut para pemimpin dunia tak melakukan apa-apa untuk mengurangi emisi karbon. Untuk itu, ia meminta para perusahaan, perbankan, lembaga internasional, dan pemerintahan utnuk meninggalkan bisnis berbasis fosil.

Sebab, jika ditilik dari hasil risetnya di Intergovermental Panel on Climate Change pada 2018, negara-negara di dunia hanya punya waktu sekitar 8.5 tahun untuk menjaga agar kenaikan suhu Bumi tidak melampaui 1.5 derajat celcius.

Selain itu, Greta juga mengingatkan bahwa emisi nol karbon tidak cukup mengatasi krisis lingkungan saat ini. Ia mengatakan, menanam lebih banyak pohon bisa jadi salah satu solusi sementara. (Tri Ayu Lutfiani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.