Sukses

Perusahaan Kereta Api Asal Amerika Naikkan Tarif Lebih dari 1000 Kali Lipat bagi Penumpang Berkursi Roda

Amtrak menaikkan tarif hingga 25.000 dolar AS atau setara dengan Rp339.600.000 dari tarif normal 16 dolar AS bagi penumpangnya yang membutuhkan kursi roda selama di kereta api.

Liputan6.com, Jakarta - Amtrak, sebuah perusahaan kereta api di Amerika Serikat, membebankan biaya sebesar 25.000 dolar AS atau sekitar Rp339.600.000 kepada pelanggannya yang menggunakan kursi roda. Padahal, harga normal untuk satu penumpang umum dari Chicago menuju Bloomington, Illionis, hanya sebesar 16 dolar AS atau setara dengan Rp217.397.

Dilansir dari CNN, Jumat 24 Januari 2020, harga yang melonjak drastis tersebut dikonfirmasi oleh Amtrak melalui sebuah email yang dikirimkan kepada Access Living, sebuah organisasi yang menaungi para penyandang disabilitas.

Saat itu, anggota dari Access Living akan berangkat ke Bloomington untuk mengikuti pertemuan. Dari sepuluh anggota yang ikut serta, lima di antaranya membutuhkan kursi roda selama di kereta. Namun, kursi roda yang tersedia di Amtrak hanya ada tiga buah saja.

Untuk bisa menambah dua kursi roda, pihak dari Living Access harus memberikan biaya tambahan mencapai 25.000 dolar AS. "Kami terkejut, kami pikir ada kesalahan dalam email yang mereka kirimkan kepada kami," ujar juru bicara Access Living, Bridget Hayman kepada CNN.

Dilansir dari The Washington Post, Hayman mengatakan, Access Living telah menggunakan Amtrak selama bertahun-tahun untuk melakukan pertemuan advokasi di Bloomington.

Biasanya, Access Living memberi tahu lebih lanjut kepada Amtrak tentang perjalanan yang akan dilakukan oleh anggotanya yang menggunakan kursi roda. Dengan begitu, perusahaan dapat melakukan persiapan yang tepat.

Namun saat mengkonfirmasi tentang jumlah anggota yang membutuhkan kursi roda, pihak Amtrak justru menjelaskan bahwa Living Access perlu membayar lebih untuk tambahan dua kursi roda yang tidak tersedia.

Menurut agen Amtrak yang menghubungi Living Access, perlu biaya yang banyak untuk dapat mengkonfigurasi ulang kursi dengan cara melepaskan yang ada dan menggantinya dengan kursi roda. Dan, harga untuk pelepasan kursi itu masuk dalam biaya puluhan ribu dolar AS.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Situasi Keterlaluan

Kisah tersebut mendatangkan keprihatinan dari berbagai pihak, salah satunya ialah Senator Junior Amerika Serikat untuk Illinois, Tammy Duckworth. Dia yang merupakan pengguna kursi roda menyebut situasi itu “keterlaluan”. Duckworth menuntut Amtrak untuk menghapuskan kebijakan tersebut.

"Undang-undang Amerika dengan Cacat telah menjadi hukum negara selama 30 tahun. Namun pada tahun 2020, @Amtrak percaya akan menjadi beban yang tidak masuk akal untuk menghilangkan hambatan arsitektur yang akan memungkinkan sebuah kelompok dengan pengguna kursi roda untuk bepergian bersama," tulisnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu, 19 Januari 2020..

Duckworth yang kehilangan kedua kakinya di Irak mengatakan bahwa ia berencana akan menghubungi CEO Amtrak, Richard Anderson. Tujuannya tidak lain yaitu untuk membahas penghapusan kebijakan tersebut.

Kenaikan tarif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada Living Access saja, kelompok penyandang disabilitas lainnya pun yang hendak bepergian ke Bloomington mengaku mendapatkan perlakuan yang sama.

Pada akhirnya, Senin, 20 Januari 2020, Amtrak menyampaikan permintaan maaf kepada Living Access dan memberikan persetujuan untuk memberikan tarif normal bagi penyandang disabilitas yang membutuhkan kursi roda selama di kereta.

Tetapi, Amtrak mengatakan kebijakan tersebut sedang ditinjau lebih lanjut. Selain itu, pihak Amtrak pun telah menghubungi Duckworth untuk melakukan pertemuan dalam waktu dekat. (Tri Ayu Lutfiani)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.