Sukses

Nasib 6 Turis Diduga Buang Air Besar di Machu Picchu

Tinja ditemukan di dalam Kuil Matahari di Maccu Picchu bersama enam orang turis.

Liputan6.com, Jakarta - Enam turis ditahan di Machu Picchu, salah satu destinasi primadona Peru, setelah tinja ditemukan di lokasi sakral tersebut, beberapa waktu lalu.

Melansir Lonely Planet, 23 Januari 2020, empat lelaki dan dua perempuan dilaporkan memasuki bagian dalam Kuil Matahari, kuil yang dibangun Inca sebagai tempat penyelenggaraan seremoni.

Tiga orang asal Argentina, satu dari Brasil, seorang warga negara Chili, dan perempuan asal Prancis diduga telah merusak dinding salah satu kuil di Machu Picchu dan buang air besar di dalam bangunan suci tersebut.

Setelah menjalani pemeriksaan, lima di antaranya dideportasi ke Bolivia, juga dilarang menyambangi Peru selama 15 tahun ke depan, sementara satu sisanya menghadapi proses pengadilan.

Nahuel Gomez. warga Argentina, dilarang meninggalkan Peru setelah mengaku menyebabkan kerusakan di Kuil Matahari. Berdasarkan keputusan pengadilan, Nahuel bakal menjalani hukuman pidana penjara selama empat tahun.

Nahuel mengaku menyebabkan batu jatuh dari dinding kuil dan menyebabkan lantai bangunan tersebut retak. Sementara, belum ada keterangan lebih lanjut soal penemuan tinja di salah satu kuil penting di Machu Picchu tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Instal Kemera Pengawas

Merespons kejadian tersebut, pemerintah Peru sebut bakal instal kamera pengawas di Machu Picchu. "Kami akan memperketat pengawasan di Machu Picchu," kata Kepala Taman Arkeologi Jose Bastante pada AFP.

Ia mengatakan, 18 kamera pengawas akan ditempatkan di tiga poin strategis di dalam citatel, juga di titik yang bisa memperlihatkan situasi pegunungan sekitar.

"Ini akan membuat kami bisa punya kendali lebih baik pada pengunjung dan mencegah aksi-aksi tak diinginkan di masa mendatang," ucapnya sembari menambahkan drone juga bakal dimanfaatkan untuk pengawasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.