Sukses

Cerita Akhir Pekan: Gaya Hidup Sehat Sebagai Resolusi 2020

Banyak orang yang menjadikan 2020 sebagai resolusi gaya hidup sehat, Mulai dari olahraga hingga diet.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 segera berakhir dan tahun 2020 segera tiba. Banyak kenangan indah dan keinginan yang belum terwujud bisa dijadikan sebagai resolusi 2020.

Dari banyak resolusi 2020 yang siap diwujudkan, salah satunya resolusi gaya hidup sehat. Tak hanya masyarakat umum, para pesohor pun menjadikan hal tersebut sebagai resolusi 2020.

"Kalo gue sendiri sih, gue mau ngajak makin banyak orang buat jadiin olahraga lari sebagai rutinitas mereka. Biar sehatnya bareng-bareng gitu loh," jelas Ibnu Jamil dalam salah satu unggahannya, baru-baru ini.

Ibnu termasuk pesohor yang rajin menerapkan hidup sehat dengan olahraga lari. Bagi Ibnu, tubuh itu dirancang untuk bergerak dan melakukan aktivitas agar tak gampang sakit.

"Dengan kita banyak bergerak, kita akan merasa lebih produktif, ga gampang sakit dan tetep sehat," tulisnya.

Senada dengan Ibnu Jamil, Atiqah Hasiholan pun berusaha untuk hidup lebih sehat pada 2020. Ia ingin lebih konsisten untuk menjalani gaya hidup sehat. Salah satu olahraga yang digemari adalah Total Resistance Exercise (TRX), olahraga yang menggunakan alat bantu tali.

"Kesehatan itu paling penting karena ya bagi aku kesehatan mencakup semuanya ya. Buat diri aku juga, buat anak aku ke depannya juga kalau aku sehat," tegas Atiqah, seperti dilansir dari Fimela.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diet Sustainability

Sementara itu, ahli gizi dr Tirta Prawita Sari, MSc, Sp.GK. dr Tirta dalam program Dear Netizen Liputan6.com, mengungkapkan salah satu gaya hidup sehat adalah dengan jalan diet.

"Saat ini pola diet yang banyak dilakukan adalah gaya go-green, tentang sustainability," ujar Tirta.

Diet gaya go-green itu, bagaimana kita menjaga planet ini agar dapat diwariskan kepada anak cucu dalam kondisi yang sama baiknya dengan sekarang.

"Diet sustainability penekanannya pada, apapun yang kita makan tidak merusak ekosistem," kata Tirta.

Dalam sebuah penelitian, lanjut Tirta, salah satu sustainability yang dianggap mengganggu adalah tingginya konsusmsi daging merah. Daging merah itu berefek emisi yang ditimbulkannya dari kotoran sapi itu sangat besar.

"Dari situ muncul gerakan untuk tidak lagi terlalu tinggi makan daging merah. Bukan hanya demi kesehatan tubuh, tapi juga untuk menyelamatkan planet," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.