Sukses

Negara-negara di Bawah ini Sajikan Kuliner Khas Untuk Merayakan Malam Tahun Baru

Indonesia terkenal dengan tradisi bakar ayam saat merayakan tahun baru, kalau di negara lain bagaimana ya?

Liputan6.com, Jakarta - Tahun baru merupakan waktu yang identik dengan berbagai perayaan. Saat pergantian tahun, Anda akan melihat berbagai macam kembang api yang menghiasi langit Indonesia. Suara terompet dan alunan berbagai lagu pun menjadi pengiring untuk menyambut pergantian tahun.

Selain itu, salah satu ciri merayakan tahun baru di Indonesia ialah menyantap ayam bakar. Keluarga atau teman akan berkumpul dan bekerja secara tim untuk mengolah ayam bakar. Tidak hanya ayam saja, bisa pula membakar ikan, jagung, atau sosis. Tradisi ini menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antarsesama.

Jika Indonesia merayakan tahun barunya dengan bakar ayam, berbeda dengan negara-negara lainnya. Mereka memiliki sejumlah kuliner yang menjadi ciri khas untuk mengisi malam tahun baru.  

Dilansir dari media CNN, Rabu, 17 Desember 2019, berikut ini tradisi makanan penutup tahun di beberapa negara:

1. Mi Soba, Jepang

MI soba menjadi pilihan masyarakat Jepang untuk merayakan tahun baru. Mi soba dianggap sebagai bentuk ucapan selamat tinggal untuk tahun yang berlalu dan menyambut tahun yang akan datang.

Tradisi ini merupakan salah satu yang sering dilakukan sejak abad ke-17. Mi soba yang memiliki ukuran panjang tersebut menurut kepercayaan orang Jepang melambangkan panjang umur dan kemakmuran bagi yang memakannya.

Selain mi soba, Jepang memiliki tradisi lainnya, yaitu mochitsuki. Dalam tradisi ini, masyarakat akan mengkonsumsi kue beras mochi sebelum menjelang malam tahun baru. Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dijadikan sebagai hidangan pencuci mulut bagi masyarakat Jepang.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Twelve Grapes, Spanyol

Saat menjelang tahun baru, masyarakat Spayol memiliki kebiasaan unik, mereka akan mengkonsumsi buah anggur sebanyak 12 buah di akhir tahun. Waktu untuk memulai makan, yaitu saat 12 detik sebelum pergantian tahun baru. Tradisi tersebut dimulai saat pergantian abad ke-20 dan kabarnya diawali oleh seeorang petani anggur di Selatan Spanyol. Kebiasaan ini kini menyebar hingga ke beberapa daerah di Spanyol.

3. Tamales, Meksiko

Tamale merupakan makanan dari Meksiko yang terbuat dari adonan jagung diisi dengan daging dan bumbu penyedap lainnya. Adonan tersebut kemudian dibungkus menggunakan daun pisang atau daun pembungkus jagung.

Saat tahun baru, menu ini akan cocok jika disajikan dengan babat, menudo (sup berisi jeroan sapi), dan hominy soup (sup jagung).

4. Kransekage, Denmark dan Norwegia

Kransekage ialah sajian yang terdiri dari banyak lapisan kue berbentuk lingkaran yang disusun layaknya menara. Kue berbahan dasar marzipan (sejenis permen populer di Eropa terbuat dari gula dan almon yang dihaluskan) akan disajikan di atas karangan bunga dengan topping cokelat atau almon.

Sajian ini menjadi teman yang cocok saat minum teh atau kopi sambil menikmati malam pergantian tahun baru atau acara-acara khusus lainnya.

3 dari 3 halaman

5. Oliebollen, Belanda

Oliebollen atau bola goreng di Belanda sering dijual oleh beberapa pedagang tradisional dipinggir jalan. Makanan ini biasa dikonsumsi saat malam tahun baru atau acara khusus lainnya.

Oliebollen ialah makanan pangsit berbentuk seperti donat yang dibubuhi oleh kismis dan gula tabur. Cara pembuatannya yaitu dengan membuat adonan dengan sendok, kemudian goreng dan taburi kismis atau gula tabur.

6. Cotechino con Ienticchie, Italia

Cotechino con lenticchie ialah sajian yang terbuat dari lentil (sejenis kacang lunak) yang direbus dengan sosis di atasnya. Bagi masyarakat Italia, lentil dianggap dapat membawa keberuntungan bagi yang memakannya.

Perayaan malam tahun baru tersebut akan diakhiri dengan menyantap chiacchiere, semacam kue pastri yang ditaburi dengan gula halus. (Tri Ayu Lutfiani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.