Sukses

Seorang Ayah di China Paksa Anaknya Mengemis Karena Tak Menyelesaikan PR

Seorang bocah ditinggal di stasiun Shanghai 45 menit, sebelum ayahnya berangkat bekerja dan disuruh untuk mengemis.

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang dilakukan seorang ayah di China ini di luar kebiasaan. Ia menerapkan hukuman kepada putranya dengan cara mengemis di stasiun kereta api Shanghai. Alasannya karena putranya itu tak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).

Hal tersebut terungkap saat polisi menemukan bocah tersebut di stasiun. Seperti dilansir dari South China Morning Post, Jumat (13/12/2019), pada pukul 04.45 pagi, seorang anak laki-laki dengan tas sekolah berlutut, meminta makanan.

Bocah yang hanya memiliki jaket untuk menghangatkan tubuhnya memberi tahu petugas kepolisian bahwa dirinya ditinggal di stasiun Shanghai 45 menit, sebelum ayahnya berangkat bekerja.

“Saya dilaporkan oleh guru. Saya tidak menyelesaikan pekerjaan rumah saya," kata bocah itu.

Menurut bocah itu, sang ayah memintanya menjadi pengemis dengan memberinya mangkuk dan menyuruhnya berlutut dan "meminta makanan sebagai hukuman". Ditanya apakah ayahnya mabuk, bocah itu berkata "tidak".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membahayakan Anak

Para petugas kemudian membawanya ke kantor polisi, memberinya minuman panas dan biskuit dan menghubungi ibunya, yang tiba satu jam kemudian mengenakan mantel.

Sang ibu mengatakan suaminya sangat kesal karena putra mereka sering dilaporkan tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Tapi anaknya tidak setuju dengan reaksi ayahnya.

Sejumlah petugas mengatakan kepada ibu anak itu bahwa anak tidak boleh dihukum dengan memaksanya untuk mengemis. Selain merusak harga diri, juga dapat mengganggu ketertiban umum.

Peristiwa tersebut membuat publik bereaksi. Mereka memahami rasa frustrasi ayahnya, tapi tindakan tersebut dapat membahayakan putranya.

"Saya bisa membayangkan seorang ayah menjalani kehidupan yang sulit karena dia harus bangun dan bekerja hingga tengah malam dan dia pasti sangat marah karena bocah itu tidak bekerja keras," kata seorang pengguna di Weibo, jaringan mirip Twitter China. "Tapi mengemis di stasiun kereta api terlalu berbahaya untuk anak itu."

"Apa yang dipikirkan sang ayah?" tanya yang lain. “Akan terlambat jika terjadi sesuatu pada anak itu. Syukurlah polisi terlibat. ”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.