Sukses

Redam Jumlah Limbah Tekstil, H&M Luncurkan Layanan Sewa Pakaian

Meski baru proyek uji coba, layanan sewa pakaian H&M banjir peminat.

Liputan6.com, Jakarta - Membeli pakaian dari merek ternama bisa menguras dompet Anda, padahal Anda hanya akan mengenakannya sesekali saja. Berangkat dari hal itu, H&M meluncurkan layanan terbaru dengan menyediakan layanan menyewakan koleksi pakaian kepada pelanggan.

Dilansir dari Metro UK pada Minggu, 1 Desember 2019, toko utama H&M di Stockholm, Swedia, meluncurkan proyek menyewakan pakaian dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Proyek ini diuji coba di sana karena memiliki rekor pembeli terbanyak.

H&M meluncurkan ide tersebut setelah mendapat laporan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengungkapkan bahwa industri fesyen adalah pencemar air tawar lokal terbesar kedua di dunia yang bertanggung jawab atas 10 persen jejak karbon di dunia.

Selain itu, proyek ini juga telah digarap oleh banyak merek fesyen ternama lainnya, seperti People Free dan Banana Republic, dengan nama proyeknya yaitu Style Passport.

"Kami memiliki kepercayaan besar dalam proyek sewa ini, tetapi kami masih ingin menguji dan belajar cukup banyak dan melakukan penyesuaian dan perubahan," kata Daniel Claesson, Kepala Pengembangan Bisnis H&M.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Menyewa

Meski baru uji coba, layanan ini mulai banyak peminat. Tapi, para penyewa tak bisa meminjam baju sebanyak yang mereka mau.

H&M membatasi layanan hanya sebanyak 50 pakaian dalam sebulan. Setelah itu,  mereka dapat mengembalikan atau membayar untuk menyimpan baju itu selamanya (atau membelinya).

H&M juga tidak sembarang dalam meminjamkan koleksi pakaiannya. Terlebih dahulu, peminjam harus menjadi anggota program loyalitas merek H&M. Itu sebabnya turis atau pembelanja biasa tidak bisa meminjam koleksi-koleksi mereka.

Tujuan H&M salah satunya juga untuk mendukung gerakan sustainable fashion yang saat ini kampanyenya sedang gencar di seluruh dunia. Anda bisa mengurangi risiko buruk tentang akibat kerusakan lingkungan dari produksi pakaian secara berlebihan.

Kemudian, Anda bisa menghemat dengan memakai baju yang Anda sukai tanpa membelinya dengan harga mahal. Anda bisa memakainya kala butuh dan mengembalikannya saat sudah tidak perlu. (Ossid Duha Jussas Salma)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.