Sukses

Masjid di Singapura Bolehkan Tunawisma Menginap

Terlepas dari peringkat ke-6 negara paling kaya di dunia, studi yang dilakukan National University of Singapore mencatat setidaknya ada seribu orang yang tidur di jalan-jalan Singapura.

Liputan6.com, Jakarta Terlepas dari keberadaan 226 ribu warga Singapura di jajaran orang terkaya sedunia, angka yang membuat negara tetangga Indoensia ini tercatat sebagai negara terkaya ke-6 di Bumi, masih ada sisi miris diperlihatkan Negeri Singa.

Berdasarkan laporan New Straits Times yang dilansir Selasa (19/11/2019), studi oleh National University of Singapore menemukan setidaknya ada seribu orang tidur di jalan. Kebanyakan dari mereka merupakan orang lanjut usia dan yang sudah menggelandang selama enam tahun.

Alasan utamanya sampai menggelandang pun beragam. Sebut saja mulai dari tidak punya pekerjaan, masalah keluarga, dan tak mendapat infromasi soal servis perumahan, mengingat properti di Singapura tak bisa dikatakan murah.

Melihat latar belakang ini, salah satu masjiid, Majid Sultan telah secara resmi mengumumkan akan memberi tempat menginap sementara bagi tunawisma. Proyek ini merupakan inisiasi pengurus masjid berusia hampir 200 tahun tersebut dengan Kementerian Pengembangan Sosial dan Keluarga Singapura.

Langkah kolaborasi ini diambil karena tunawisma umumnya takut menerima bantuan dari pemerintah, tapi tidak komunitas lokal maupun gerakan sukarelawan. Dalam operasional memberi rumah sementara bagi tunawisma, masjid tersebut menerima bantuan dari empat gereja, satu klenteng, dan sebuah gerakan amal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disediakan Ruangan Khusus

Pihak masjid mempersilakan tunawisma untuk menginap di ruangan khusus yang sudah disediakan dari pukul 22.00--7.00.

"Di samping sebagai tempat untuk beribadah, kami di Masjid Sultan merasa bahwa sudah jadi kewajiban kami menolong kelompok tersebut (tunawisma)," kata Masjid Sultan Social Development Officer Muhammad Aizuddin Jamaludin.

Berada terpisah dari gedung utama dan ruang salat, ruangan yang akan menampung tunawisma berada di basement Gedung Annexe, tepat di sebelah kanan bangunan utama masjid.

Inisiasi ini sudah dijamin pihak masjid tidak akan mengganggu kegiatan wajib dan peran utama tempat ibadah tersebut. Ruangan yang cukup besar untuk lima orang ini difasilitasi kasur dan bantal, serta botol air mineral di sudut ruangan.

Sebelum menginap, tunawisma harus mendaftar lebih dulu pada pihak keamanan. Shelter ini sementara baru tersedia untuk lelaki tanpa batasan Muslim maupun tidak. Karena bersifat sementara, tunawisma nantinya akan dibantu untuk mendapatkan rumah permanen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.