Sukses

Polusi Udara Bikin Rambut Rontok, Bagaimana Bisa?

Hasil studi terbaru menjelaskan kaitan polusi udara pada masalah kerontokan rambut.

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara menjadi masalah di seluruh kota di duni, mulai dari asap kendaraan, kebakaran hutan, pembakaran sampah, asap pabrik, hingga asap rokok. Masalah ini menimbulkan persoalan baru, salah satunya menyebabkan kerontokan rambut.

Dilansir dari Asia One pada Kamis, 31 Oktober 2019, pertama kalinya sebuah studi penelitian di Singapura menjelaskan bahwa paparan partikel polusi udara (biasa disebut PM), berkaitan dengan kerontokan rambut pada manusia.

Ini adalah penelitian pertama tentang kaitan polusi pada rambut rontok yang disampaikan kepada masyarakat pada 9 Oktober 2019 di Kongres EADV (European Academy of Dermatology and Venereology) ke-28 di Madrid, Spanyol.

Peneliti utama, Hyuk Chul Kwon dari Future Science Research Center di Korea Selatan mengatakan, "Hubungan polusi udara dengan penyakit kanker, paru-paru, dan penyakit serius lainnya sudah banyak dibagikan kepada masyarakat, tapi penelitian tentang efek polusi pada rambut rontok hampir tidak ada."

Proses penelitian dilakukan dengan mengurai sel-sel di pangkal rambut dari kulit kepala manusia untuk diteliti debu dan partikel diesel seperti PM10. Setelah 24 jam, peneliti melakukan proses ilmiah yang dikenal dengan western blotting, untuk mendeteksi kadar protein spesifik dalam sel.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Solusi Mengatasinya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran PM10 menurunkan kadar protein beta-catenin yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan rambut dan berefek menghambat tumbuhnya rambut.

PM10 bisa berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, solar, batubara, minyak, dan biomassa atau kegiatan industri seperti asap pabrik, pertambangan, dan pembuatan keramik dan semen.

Hyuk juga mejelaskan, bahwa efek rambut rontok paling banyak disebabkan oleh polusi udara. Untuk itu, ia menghimbau untuk membungkus rambut dengan topi atau tudung kain saat keluar di siang hari.

Secara keseluruhan, polusi udara diperkirakan telah membunuh sekitar 4.2 juta jiwa setiap tahunnya. Namun, efek ringannya terjadi pada kulit dan rambut yang belum diketahui banyak orang. (Ossid Duha Jussas Salma) 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.