Sukses

Kisah Guru Balet Mengajar dari Atas Kursi Roda

Sang guru balet mengaku akses terhadap industri tari belum setara antara mereka yang difabel dan tidak.

Liputan6.com, Jakarta - Cacat fisik seringkali menghambat seseorang menekuni bidang yang dianggap sulit. Namun, seorang wanita asal Northumberland tidak demikian. Ia tetap mewujudkan mimpinya sebagai balerina profesional meski mengidap penyakit langka yang memaksanya beraktivitas di atas kursi roda.

 

Melansir dari Metro UK pada Minggu, 27 Oktober 2019, Kate Stanforth telah bercita-cita menjadi seorang balerina sejak usianya delapan tahun. Ia lalu berlatih balet selama berjam-jam setiap akhir pekan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ia merasa balet adalah bagian dari hidupnya.

Tapi suatu pagi ketika berusia 14 tahun, dirinya bangun tidur dalam kondisi tubuh tidak sehat. Badannya tidak bisa digerakkan. Kondisinya semakin memburuk dan akhirnya dokter mendiagnosis Kate dengan penyakit myalgic encephalomyelitis (sindrom kelelahan kronis).

"Saya merangkak karena tidak punya energi untuk berjalan menaiki tangga. Rasanya seperti lelah sekali," kata Kate memberi gambaran kondisinya.

Kate juga mengatakan bahwa dirinya pernah dititik sangat lelah tidak bisa berjalan, terbaring di kasur, bahkan lumpuh. Sesekali kondisinya bisa membaik dan bisa berjalan normal, tapi hanya sebentar sampai ia lelah, terjatuh dan harus menggunakan kursi roda lagi untuk membantunya berjalan. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Guru

Setelah Kate lebih banyak menggunakan kursi roda, dirinya berpikir akan meninggalkan dunia menari selamanya, mengingat kondisinya yang makin hari malah makin memburuk. Tapi keadaan berbalik, ia didukung penuh oleh keluarganya untuk terus menari.

Selama sakit, ia terus berlatih di atas kursi roda lebih giat sepulang sekolah dan akhir pekan. Hingga di usianya sekarang yang memasuki 25 tahun, ia telah dipercaya menjadi seorang asisten guru balet di Northumberland, Inggris.

Namanya juga telah tergabung dalam komunitas International Dance Teachers Association, yang di dalamnya guru penari profesional berkumpul. Tapi tetap saja, sebagai seorang difabel, ia banyak mendapat perlakuan berbeda dibandingkan dengan penari balet lainnya.

"Saya ingin menunjukkan, orang cacat juga bisa eksis di industri tari. Saya ingin memberi gambaran pada semua orang, bahwa saya sangat bahagia bisa menari di atas kursi roda," kata Kate.

Selain aktif di dunia tari, ia juga mendirikan lembaga amal 'Project Parent', yang mana organisasinya memiliki misi untuk memberi hadiah pada orangtua dan anak-anak yang berada di rumah sakit saat perayaan hari Natal di Inggris. (Ossid Duha Jussas Salma)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.