Sukses

Generasi Optimis Indonesia Dukung Peran Penting Pemuda

Pemuda-pemudi Indonesia diharapkan berada di barisan terdepan dalam ikhtiar membumikan Pancasila.

Liputan6.com, Jakarta - Pemuda punya peranan penting di semua negara, termasuk di Indonesia. Pemuda dan pemudi adalah harapan bangsa. Hal itu juga diserukan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Ia berharap para pemuda-pemudi Indonesia agar berada di barisan terdepan dalam ikhtiar membumikan Pancasila mendapat respons positif dari Generasi Optimis (GO) Indonesia. Ajakan Bamsoet agar generasi muda menghadirkan nilai-nilai dan keutamaan Pancasila dalam aktivitas sehari-hari pun mendapat apresiasi dari salah satu organisasi pemuda terbesar di Indonesia itu.

Sekretaris Jendral (Sekjen) Generasi Optimis Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga, mengaku seruan Bamsoet merupakan tanggapan atas kebutuhan mendesak negeri ini. Di saat yang sama, Horas pun tak membantah Ketua MPR itu yang menyatakan usaha membumikan Pancasila bukannya tanpa tantangan.

"Seperti yang Pak Bamsoet katakan, memang ada beragam tantangan dalam ikhtiar membumikan Pancasila. Pertama, untuk mengerti konsep dasar Pancasila saja, sekarang ini masyarakat mengalami degradasi waktu pembelajaran Pancasila," ucap Horas di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Horas, hal itu mempersulit generasi milenial untuk mengenal, mencintai, dan menghidupi Pancasila. "Kalau jam pelajaran Pancasila di sekolah kurang, bagaimana anak-anak dan adik-adik kita bisa memahami Pancasila? Jika mereka tidak paham, bagaimana mereka bisa cinta? Jika tidak cinta, bagaimana bisa menghidupinya?" terang Horas tegas.

Tantangan kedua, menurut lulusan Pendidikan Kesadaran Bela Negara Kementrian Pertahanan RI itu adalah derasnya arus globalisasi yang mengakibatkan generasi muda lebih rentan terhadap serangan ideologi dari negara-negara asing.

"Kondisi ini mengikis ketahanan ideologi Pancasila dalam relung sanubari anak-anak dan adik-adik kita. Jadi situasi ini perlu disikapi dengan menambah jam pelajaran Pancasila dengan gaya mengajar yang kreatif dari para pendidik di sekolah," saran Horas.

Pemerhati intelijen dan politik itu menambahkan, sampai saat ini pemerintah masih menghadapi tantangan dalam membumikan ideologi Pancasila. Dengan begitu, pendidikan merupakan sarana ujung tombak yang niscaya bisa dipakai dalam ikhtiar menginkarnasikan Pancasila di kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pancasila dan Agama

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat beragama, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sudah selayaknya menjaga keharmonisan di antara para pemeluk agama di Indonesia, demikian menurut Horas.

"Bagi saya sederhana saja, kamu, aku, kita sama-sama ber-Tuhan menurut iman dan kepercayaan masing-masing, saling menghormati dan mengasihi sesama manusia ciptaan-Nya, maka itu sudah menjadi implementasi konkret dari penghayatan terhadap sila pertama dari Pancasila," tutur Horas.

Menurut Horas, Pancasila tidak bertentangan dengan agama apapun yang diakui resmi di Indonesia. Pancasila justru merupakan pancaran sinar yang indah dari ajaran agama-agama bagi bangsa Indonesia yang plural.

"Pancasila itu cocok dengan karakter bangsa kita yang percaya akan Tuhan. Mustahil jika ada yang mengaku beragama dan Pancasilais tapi di saat yang sama ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Itu serigala berbulu domba namanya," ujar pria yang juga konsultan politik di GO Research & Consulting itu.

Bagi Horas, membumikan Pancasila harus dimulai dengan kesadaran bahwa setiap warga negara wajib menghormati orang lain, walaupun berbeda suku, agama, ras, dan antargolongan. Kesadaran itu perlu diimplementasikan dengan sikap saling menghargai satu sama lain dan memanusiakan manusia yang lain secara pantas.

Bagi Horas, nilai-nilai Pancasila merupakan aplikasi praktis ajaran agama terkait hubungan antarsesama manusia sebagai sebuah bangsa. Pancasila juga bisa dilihat sebagai perasan saripati ajaran agama-agama yang ada di Indonesia, yang mendorong setiap orang hidup harmonis dengan orang-orang lain.

"Hal ini perlu terus diajarkan sejak dini di sekolah-sekolah maupun di keluarga. Perlu partisipasi aktif para guru dan para pemuka agama dalam ikhtiar inkarnasi nilai Pancasila di tanah Nusantara," ujar Horas.

"Generasi Optimis Indonesia dengan ini menyatakan siap kobarkan api semangat pembumian Pancasila di Indonesia, terutama di antara generasi muda penerus bangsa. Siapapun boleh bergabung dengan kami," tandas Horas Sinaga.

#Bumikan Pancasila

#Bamsoet

#Tigor Mulo Horas Sinaga

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini