Sukses

Penampakan Bayi Gurita Bawa Sampah Gelas Plastik di Perairan Sulawesi

Para penyelam yang menemukan bayi gurita ini berusaha menukar sampah gelas plastik dengan cangkang kerang.

Liputan6.com, Jakarta - Mengamati ragam biota laut sudah jadi agenda wajib selama menyelam. Tak semata melihat habitat, tapi juga kebiasaan para penghuni bawah air. Sayang, kondisi miris beberapa kali tampak seperti yang terjadi pada seekor bayi gurita di perairan Lembeh, Sulawesi Utara.

Lewat video berdurasi tiga menit 31 detik yang diunggah beberapa waktu lalu di akun YouTube Pall Sigurdsson, tampak seekor bayi gurita membawa sampah gelas plastik di punggungnya. Melihat kondisi ini, para penyelam berusaha menukar sampah tersebut dengan cangkang kerang.

Perlu beberapa kali percobaan sampai akhirnya bayi gurita mau keluar dari gelas plastik dan meletakkan seluruh tubuhnya di dalam cangkang kerang. Pall dan beberapa penyelam lain sempat bergulat dengan keterbatasan udara dalam 'misi penyelamatan' ini.

"Itu adalah titik penyelaman ketiga kami di hari itu. Kami semua sudah mulai lelah. Salah seorang teman memberi tanda dengan tangannya bahwa ia menemukan seekor gurita dan meminta saya untuk datang membantu," cerita Pall seperti dilansir dari Bored Panda, Jumat (18/10/2019).

Penyelam asal Islandia ini mengatakan, sayangnya, ini bukan kali pertama ia menemukan gurita yang membuat rumah dari sampah.

"Mereka (gurita) itu hewan yang cerdas dan serng kali memanfaatkan kondisi lingkungan mereka, termasuk sampah yang sekarang seolah sudah jadi bagian permanen dari sebuah lingkungan," tuturnya.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insting Gurita

Pall menjelaskan, gurita sendiri lahr dengan insting melindungi diri dengan memanfaatkan bekas sabut kelapa atau cangkang kerang untuk membuat semacam rumah bergerak. Di waktu-waktu barang alamiah itu absen, mereka memanfaatkan apa saja yang bisa ditemukan di lautan, termsuk sampah gelas plastik.

Ini tak hanya berarti gurita akan sangat rentan dimakan predator karena plastik transparan, tapi juga predator sangat mungkin memangsa gurita beserta sampah plastik tersebut.

Lingkaran ini akan terus bergulir sampai mencapai predator di puncak rantai makanan yang berarti sampah plastik akan berpindah dari satu perut ke perut lain.

"Sampah, termasuk plastik, biasanya tenggelam. Kebanyakan orang hanya membicarakan apa yang mereka lihat di permukaan. Tapi, itu hanya sebagian kecil masalah. Di beberapa pengalaman menyelam, sedotan plastik masih jadi masalah utama menurut saya," papar Pall.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.