Sukses

Cerita Para Pelukis Pinggir Sungai

Pelukis di Sentra Lukisan memiliki hasil lukisan sangat baik, kendati rata-rata belajar secara otodidak.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang takut mulai melukis karena tidak punya ilmu melukis secara mendalam. Berbeda dengan cerita pelukis di Sentra Lukisan Pasar Baru, kebanyakan di antara mereka bisa melukis lewat belajar otodidak.

Salah satunya adalah Wawan. Dulunya pada tahun 1995, ia adalah seorang pekerja kantoran. Suatu hari ia naik bus saat berangkat kerja dan ketiduran, hingga busnya melebihi halte dekat kantor. Tapi, ketika turun hendak balik arah, ia melihat banyak pelukis di pinggir sungai dekat Pasar Baru.

Ia yang saat itu baru merantau dari Wonogiri merasa terkejut dengan suasana pelukis pinggir sungai itu. Akhirnya, keesokan hari, ia terus  kembali datang untuk melihat orang-orang melukis. Hingga tiba momen ia mulai bosan bekerja dan akhirnya belajar melukis.

Tidak pernah mendalami melukis, seni rupa, atau ilmu sejenis. Ia hanya mengandalkan kemampuan menggambar sketsa pensil saat masih sekolah di kampung halaman. Tapi, berkat keuletan dan rasa senang melihat suasana kumpulan pelukis, hasil lukisannya kini tak kalah dengan para senior.

Bukan hanya Wawan, pelukis lainnnya di Sentra Lukisan pun rata-rata belajar melukis dengan cara otodidak. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aang

Aang adalah salah satu pelukis di Sentra Lukisan berusia 62 tahun yang sudah sejak tahun 1998 berpofesi sebagai pelukis di kawasan Pasar Baru. Kendati, seni ini sudah digemarinya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Selain senang melukis, pada tahun 1983, ia memang pernah belajar Seni Rupa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tapi, karena masalah biaya, pendidikan seni rupanya dihentikan. Aan memilih untuk bekerja sebagai buruh di Bekasi.

Tapi, karena penghasilan buruh dan pekerjaan sangat melelahkan, ia mulai mengasah kemampuan melukisnya dengan mencoba membuat sketsa dan dijual. Peminatnya ternyata banyak. Kesempatan ini dimanfaatkan Aan untuk belajar melukis di kanvas secara otodidak.

Pesanan lukisan memang tidak datang setiap hari. Tapi, pengerjaan satu lukisan juga kadang tidak bisa diselesaikan satu hari. Jadi, menurut Aang, penghasilannya sudah sangat cukup kala satu bulan ada enam pesanan lukisan.

"Kan satu lukisan bisa Rp700 sampai Rp1,5 juta, kalau sebulan dapat enam pesanan ya setara dengan gaji kantoran lah," kata Aaang, saat diwawancarai Liputan6.com di kios sentra lukisannya.

(Ossid Duha Jussas Salma)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.