Sukses

Studi Menunjukkan Pelihara Anjing Kurangi Risiko Kematian hingga 24 Persen

Risiko kematian pada penderita stroke dan serangan jantung juga menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Anjing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dijadikan peliharaan. Tingkahnya yang menggemaskan serta kesetiaannya dapat membuat pemiliknya semakin sayang.

Selain dapat menghibur, ternyata memelihara anjing juga dapat mengurangi risiko kematian. Dilansir dari Medical News Today, 10 Oktober 2019, sebuah studi dari Amerika menunjukkan bahwa kepemilikan peliharaan anjing memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesembuhan serangan jantung dan stroke.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang tinggal bersama anjing memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit kardiovaskular. Sedangkan pada penelitian ini, dijelaskan lebih mendalam dengan menguji orang yang pernah terkena stroke dan serangan jantung.

"Penemuan dan analisa ini dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya dari jurnal 'Pet Ownership and Cardiovascular Risk' pada 2013. Meskipun tidak bisa dibuktikan bahwa orang yang baru mengadopsi anjing langsung berkurang tingkat kematiannya, tapi penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya tentang kardiovaskular," terang Dr. Glenn Levine, kepala penelitian ini.

Dilakukan oleh beberapa peneliti dari negara yang berbeda, studi baru ini diterbitkan dalam jurnal yang berjudul ‘Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes’. Dikatakan bahwa anjing merupakan faktor penting selama proses rehabilitasi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari Uppsala University dan Swedish University of Agricultural Science.

Mereka menggunakan lebih dari 334 ribu responden yang pernah mengalami stroke dan serangan jantung di rentang usia 40 hingga 85 tahun. Kemudian, mereka mengelompokkan orang-orang yang memelihara anjing dan tidak.

Hasilnya, orang yang pernah mengalami serangan jantung yang memelihara anjing memiliki risiko kematian lebih rendah sebesar 33 persen setelah dirawat, terlebih jika mereka tinggal sendiri. Jika mereka tinggal bersama keluarga, akan memiliki risiko lebih rendah sebesar 15 persen. Sedangkan pada penderita stroke, akan mendapatkan 27 persen risiko lebih rendah jika tinggal sendiri dan 12 persen jika tinggal bersama keluarga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membantu Kesehatan Fisik dan Mental

Para peneliti percaya, angka tersebut didapatkan karena anjing dapat membuat pemiliknya lebih aktif secara fisik. Secara tidak langsung, kesehatan tubuh dapat meningkat dengan adanya kegiatan olahraga ringan seperti membawa anjing berjalan dan bermain dengannya.

Selain itu, anjing dapat mengurangi rasa kesepian dan mengusir mood negatif. Isolasi sosial akibat penyakit dikatakan dapat membuat kesehatan semakin buruk.

"Penelitian sebelumnya mengindikasikan pemilik anjing mengalami lebih sedikit isolasi dan justru berinteraksi lebih banyak dengan orang lain. Lebih lanjut, memelihara anjing adalah motivasi yang bagus untuk melakukan aktivitas fisik dan kesehatan mental" ujar Profesor Tove Fall, salah satu peneliti.

Selain berguna bagi penderita stroke dan serangan jantung, penelitian kedua yang dilakukan di Kanada dengan 3,8 juta responden memaparkan bahwa orang yang sehat dan memelihara anjing, risiko kematian juga menurun hingga 24 persen.

"Memelihara anjing berkaitan dengan peningkatan latihan fisik, penurunan tekanan darah tinggi dan kolestrol," kata peneliti Dr. Caroline Kramer.

Meskipun banyak dampak positif dari memelihara anjing, para peneliti tidak berharap nantinya banyak orang yang tiba-tiba memelihara anjing untuk dijadikan "obat", tanpa mempertimbangkan kesejahteraan peliharannya nanti. (Novi Thedora)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.