Sukses

Ananda Badudu dan Lirik-Lirik Syahdu dari Puisi Sastrawan

Subagio Sastrowardoyo dan Chairil Anwar jadi sedikit sastrawan yang puisinya diolah jadi lagu oleh Ananda Badudu bersama Rara Sekar.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah kosong. Sudah lama ingin dihuni. Adalah teman bicara. Siapa saja atau apa. Begitulah bunyi puisi karya Subagio Sastrowardoyo yang dimusikalisasi bersama petikan gitar Ananda Badudu berpadu merdu suara Rara Sekar.

Ya, bersama kakak penyanyi Isyana Sarasvati tersebut, Ananda sempat membentuk folk 'project', keduanya sering kali tak mau disebut duo, bernama Banda Neira. Syahdu lagu-lagu mereka sayangnya diakhiri ketika sepakat berpisah di akhir 2016.

Selaras dengan ketuk palu tersebut, maka tiada lagi proyek iseng bertanggung jawab yg menjunjung tinggi spirit amateurisme. Selama berkarya dengan satu EP dan dua album, Ananda Badudu dan Rara Sekar dikenal cukup sering 'menyulap' puisi jadi lagu.

Buktinya di beberapa lagu di album bertajuk "Berjalan Lebih Jauh" yang dirilis pada 2013, terdapat musikalisasi puisi karya sastrawan Subagio Sastrowardoyo, yakni Rindu, Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, serta Kau Keluhkan, dengan judul Esok Pasti Jumpa.

Cucu dari penyusun kamus Bahasa Indonesia, Jusuf Sjarief (JS) Badudu ini sempat mengaku memang menyukai karya Subagio. Masih di album yang sama, terdapat pula puisi Mawar karya Wiji Thukul.

Lirik-lirik lirih itu kian merobek hati dengan hanya petikan gitar dan kombinasi suara Ananda Badudu-Rara Sekar. Pembacaan puisi di bagian akhirnya juga memperjelas pesan yang hendak disampaikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bersambung ke Album Kedua

Berselang kurang lebih tiga tahun setelah "Berjalan Lebih Jauh", Banda Neira yang digawangi Ananda Badudu dan Rara Sekar kembali melepas album kedua mereka bertajuk "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti".

Kendati banyak nuansa baru, yang tetap ada di sini adalah musikalisasi puisi. Kali ini, Ananda dan Rara memilih 'menyulap' karya sastrawan kenamaan Indonesia, Chairil Anwar, lewat lagu Derai-Derai Cemara.

Instrumen musik tak terlalu ramai membuat lirik yang merupakan larik puisi ini mendominasi suara. Setiap katanya kian jelas disuarakan dengan gaya Banda Neira yang sudah terlanjur melekat di telinga tak sedikit orang.

Masih karya Chairil Anwar, Patah Tumbuh, Hilang Beganti, juga dimusikalisasi dalam lagu Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti. Terdapat pula karya Ida Bagus Santosa, Tini dan Yanti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.