Sukses

Tips Hidup Sehat Lewat Makanan Ala Chef Desi Trisnawati

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari memiliki dampak besar bagi tubuh. Tidak hanya dilihat dari penggunaan bahan, pengolahan dan pemilihan alat masak juga berpengaruh.

Liputan6.com, Jakarta - Makanan adalah faktor penting bagi kesehatan tubuh. Bagaimana tidak, kandungan nutrisi yang terkandung pada bahan makanan dapat memberikan energi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja. Kebersihan makanan juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan agar bakteri jahat tidak masuk ke dalam tubuh.

Selain pemilihan makanan, faktor pengolahannya juga penting. Hal ini disampaikan oleh Chef Desi Trisnawati, pemenang MasterChef Indonesia musim kedua pada konferensi pers Joe & Dough di Gandaria City pada Selasa (24/9/2019).

Chef Desi didapuk untuk membuat menu baru makanan berat untuk Joe & Dough Indonesia. Semua menu yang dibuat oleh Desi memiliki unsur sayuran dan bahan yang dapat menyehatkan tubuh. Hal ini dikarenakan ibu tiga anak ini merasa makanan adalah obat.

"Makanan kan jadi obat buat badan. Kalau tidak, obat yang jadi makanan kita. Pilihannya hanya itu," ujar Desi saat ditemui di Gandaria City, Selasa (24/9/2019).

Salah satu menu yang dibuatnya adalah Charcoal Battered Prawns & Dabu Dabu Croissant. Hal yang unik dari menu ini adalah udang yang digoreng dengan arang. Selain untuk estetika dengan menghasilkan warna hitam, arang juga dapat berpengaruh untuk kesehatan.

"Charcoal kan sebenarnya bagus kan, ada efek detoksnya gitu. Sedikit lebih sehat pasti dan enak. Kalau makanan sehat tapi tidak enak, ya tidak ada gunanya menurut saya sih," katanya lagi.

Menu lain yang mengandung banyak nutrisi Pan Seared Salmon with Yoghurt Sauce. Berbagai komponen mulai dari pemilihan salmon, penggunaan saus rempah, yoghurt, cuka dan tobiko (telur ikan) dapat melengkapi kebutuhan protein tubuh. Dia juga menambahkan irisan roti mentega agar tetap ada karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh.

Singkatnya, Chef Desi memilih mengolah makanan yang setiap komponennya baik itu besar atau kecil, yang memiliki nutrisi kesehatan dan tidak hanya mengenyangkan. Berdasarkan preferensi Desi, dia memilih hidup sehat dengan memakan makanan yang rendah karbohidrat dan gula.

"Salah satu yang bisa saya katakan adalah kandungannya tidak over. Tapi subjektif ke kebutuhan masing-masing," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Pengolahan dan Pemilihan Alat

Selain pemilihan bahan, cara memasak juga harus menjadi hal yang diperhatikan. Menurut Desi, kini banyak alat masak yang dapat membuat makanan matang lebih cepat. Tapi, dia tetap memilih untuk memasak dengan pelan-pelan (slow cook) agar nutrisi makanan dapat tetap terjaga.

"Saya jarang memakai yang high pressure karena high pressure cooker itu kan biasanya merusak nutrisi. Jadi, saya memilih slow cook. Misal kita bikin sop buntut, ya slow cook aja pelan-pelan karena suhunya kan tetap terjaga dan makanan tetap enak," pungkas chef asal Bangka ini.

Tips lainnya adalah cerdik dalam memilih alat masak. Kini, sudah banyak peralatan masak yang dapat dibeli dari harga yang murah hingga mahal. Materialnya juga beragam, ada yang berbahan stainless, tembaga dan aluminium. Desi mengatakan bahwa memasak dengan alat berbahan aluminium dan stainless saja sudah berbeda efek sehatnya.

"Bahan tertentu itu gampang larut logamnya," kata Desi lagi.

Guna mendapatkan makanan yang enak dan sehat, dia merasa ibu yang memasak harus membekali diri dengan pengetahuan bahan apa yang alam untuk digunakan. Penggunaan bahan makanan yang bagus dan bernutrisi akan hilang fungsinya jika sudah tercampur dengan logam. Salah satu material yang mudah tercampur adalah panci atau kuali dengan bahan tembaga. Selain menghilangkan nutrisi, dampak logam tersebut juga bisa memicu virus flu, sel kanker, kerusakan ginjal dan sebagainya.

"Ini mungkin perlu dipelajari ibu-ibu yang ingin masak sehat, mungkin mau rebus-rebusan aja sih, tapi pakainya alat yang salah. Sebenarnya sama aja kalo logam beratnya juga jatuh ke sana," tutupnya. (Novi Thedora)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.