Sukses

Aksi Protes Tak Terduga di Fashion Show Gucci Saat Milan Fashion Week 2019

Runaway Gucci pada Milan Fashion Week 2019 tidak berjalan mulus. Koleksi pakaiannya dianggap menyinggung orang dengan kesehatan mental sehingga mendatangkan protes.

Liputan6.com, Jakarta - Milan Fashion Week 2019 akan berakhir pada 23 September 2019. Pekan mode ini menghadirkan berbagai brand fesyen ternama, seperti Moschino, Giorgio Armani, dan Versace. Tak ketinggalan, brand asal Italia Gucci juga turut meramaikan acara ini.

Gucci telah menjadi rumah mode yang terkenal di dunia. Perusahaan yang didirikan oleh Guccio Gucci ini juga sudah disukai banyak pencinta mode karena desainnya yang elegan. Sayangnya, akhir-akhir ini Gucci mendapat cukup banyak kontroversi. Baru-baru ini, brand yang berdiri sejak 1921 ini diprotes oleh salah satu model saat sedang runaway di Milan Fashion Week 2019.

Melansir dari The Guardian, 23 September 2019, Gucci yang tampil pada Minggu malam menghadirkan berbagai koleksi pakaian terbarunya. Salah satu jenis pakaian yang dirancang oleh Alessandro Michele juga terinspirasi dari straitjacket atau yang biasa dikenal sebagai baju pengekang.

Sejarahnya, straitjacket adalah sebuah pakaian yang memiliki lengan yang panjang sehingga dapat diikat ke badan penggunanya. Biasanya, pakaian ini dikenakan kepada orang yang memiliki masalah mental agar tidak menyakiti orang lain dan dirinya sendiri.

Mengetahui hal ini, seorang model yang didapuk oleh Gucci, Ayesha Tan Jones melakukan aksi protes yang tak terduga saat tampil di atas panggung. Dia menuliskan kalimat "mental health is not fashion", yang berarti "kesehatan mental bukan fesyen" pada kedua telapak tangannya. Dia menggelar protes ini karena merasa stigma buruk tentang kesehatan mental harus berakhir.

Pada unggahan di Instagramnya, dia menjelaskan alasannya melakukan aksi ini. "Sebagai seorang artis dan model yang pernah mengalami penderitaan dengan kesehatan mental, serta keluarga dan orang tercinta yang terkena dampak dari depresi, kegelisahan, skrizofrenia dan bipolar, ini sangat menyakitkan saat rumah mode sebesar Gucci menggunakan gambaran dari orang yang terkena penyakit mental sebagai fesyen," tulis Ayesha.

Dia merasa bahwa masih banyak orang yang menganggap masalah kesehatan mental adalah bukan penyakit karena tidak terlihat. Straitjacket adalah simbol kekejaman dunia medis pada masa itu kepada orang dengan penyakit mental. Model kelahiran 1993 ini mengatakan bahwa memamerkan pakaian tentang penderitaan seseorang dan akan dijual di seluruh dunia adalah hal yang kasar dan menghina banyak orang.

"Ini adalah hal buruk yang dilakukan Gucci untuk membuat gambaran baju pengekang dan pakaian lain yang menyinggung pasien penyakit mental, sembari menyuruh orang memamerkannya bak ban berjalan, seolah kami hanya sebatas olahan daging dari pabrik," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembelaan Gucci

Alessandro Michele, Direktur Kreatif Gucci mengatakan bahwa pakaian yang terinspirasi dari straitjacket bukan untuk menghina pihak manapun. Menangkal ujaran Ayesha tentang penjualan baju, mereka juga mengatakan bahwa baju tersebut hanya digunakan untuk fashion show dan tidak akan dijual.

"Seragam adalah sesuatu yang selalu menghadang dan menjadi kendala bagi seseorang, termasuk membuat seseorang tidak beridentitas. Seragam membuat orang menjadi pengikut. Pilihan model baju pengekang ini dianggap sebagai jenis tertinggi dari sebuah seragam," ujarnya.

Dikatakannya, selama ini, filosofi utama yang mendasari setiap rancangan Gucci adalah konsep dari Michel Foucault akan biopolitik dan kekuatan mikrofisika. Dipercaya, terdapat kekuatan terselubung di dalam masyarakat. Kekuatan tersebut hanya mendukung salah satu pihak dan tidak mendukung yang lainnya dalam sebuah rezim.

Mereka juga berkilah bahwa seharusnya orang dengan penyakit mental dan orang minoritas yang sering disingkirkan dari publik bisa terhubung dengan pengalaman dan nilai yang ingin dibawakan tersebut.

Koleksi ini adalah koleksi pertama yang dikeluarkan oleh Gucci setelah mendapat kontroversi rasisme sweater yang menyinggung orang kulit hitam. Pakaian ini juga merupakan hasil produksi dengan karbon netral. Awal bulan ini, Gucci memang berjanji untuk memproduksi barang-barangnya dengan skema karbon netral agar bisa menekan emisi karbondioksida. (Novi Thedora)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.