Sukses

Fimela Fest 2019: Jangan Anggap Sepele Beauty Bullying

Pelaku beauty bullying kerap tidak sadar sudah menyakiti orang lain yang kebanyakan korbannya sesama perempuan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda dalam situasi dikomentari orang lain tentang kondisi fisik yang menyinggung perasaan? Atau, pernahkah Anda dalam posisi pemberi komentar atas pilihan busana atau gaya yang dikenakan seseorang?

Berkomentar atas dasar menyuarakan pendapat sah-sah saja asal Anda benar-benar tahu bagaimana menyampaikannya tanpa menyinggung orang lain. Bila tidak, Anda bisa jadi jatuh dalam tindakan beauty bullying.

Menjamurnya media sosial membuat tindakan beauty bullying makin masif. Perempuan kebanyakan menjadi korban dan pelaku atas aksi tersebut. Namun, apa sebenarnya beauty bullying itu?

Dikutip dari Fimela, Senin (23/9/2019), beauty bullying merupakan perilaku menghina, menyindir, mengolok-olok, dan mengintimidasi dalam ranah kecantikan baik wajah atau tubuh. Sayangnya, banyak orang, terutama perempuan, tak sadar sudah bertindak demikian. Berkomentar negatif tentang kecantikan dianggap hal lumrah.

Namun, aksi tersebut jangan dipandang sepele. Pasalnya, korban beauty bullying bisa saja merasa trauma dan merusak kepercayaan diri mereka. Dalam tingkat lebih parah, korban bisa memutuskan bunuh diri.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tegur Pelaku

Nah, agar tidak terus terjadi beauty bullying, kita pun harus saling memgingatkan kepada sesama perempuan. Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menegur pelaku beauty bullying agar tidak tersinggung.

Psikolog klinis, Nauran Abdat mengatakan hal pertama yang dapat dilakukan medegur orang melakukan beauty bullying adalah kita harus tahu ranah utama bagian apa.

"Ranah utama seperti misalkan dihina mengenai gaya style, kita cukup bilang dengan baik. Apa perasaannya menggunakan pakaian itu. Seperti nyaman tidak menggunakan pakaian ini, kalau tidak suka yah memang kita beda style," ujar Nauran saat ditemui Fimela.com, beberapa waktu lalu.

Nauran menambahkan, jika ingin memberitahu bahwa beauty bullying tersebut tidak baik sebaiknya bertemu langsung. Perkataan pun tidak mengandung unsur negatif, jadi harus mencerna perkataan terlebih dahulu baru menegur orang tersebut.

"Jawab langsung, sebaiknya jangan teks. Kalau teks kan kita nggak tahu intonasinya seperti apa. Jangan memberikan kata-kata negatif, karena kita juga kan tidak mau seperti dia. Jadi, pikirkan matang-matang kata-kata positif agar ia sadar," tutupnya.

Untuk memahami lebih dalam tentang beauty bullying, yuk daftarkan diri kamu di sini dan raih kesempatan untuk menghadiri Fimela Fest 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.