Sukses

Badai Dorian Berlalu, Pemulihan Wisata di Bahama Butuh Waktu Lebih Lama

Bahama merupakan negara yang 60 persen pendapatan nasionalnya berasal dari dunia pariwisata. Namun, Badai Dorian meluluhlantakkan dua pulau utama.

Liputan6.com, Jakarta - Badai Dorian memang sudah bergerak menjauh dari Bahama sejak Selasa, 3 September 2019, tapi dampaknya masih terasa hingga sekarang. Sedikitnya 20 orang meninggal dunia akibat badai kategori lima yang menerjang wilayah tersebut, khususnya Pulau Abaco dan Grand Bahama.

Kerusakan ekonomi yang menimpa Bahama bisa dimitigasi lewat jalur badai yang terpusat di kawasan utara negara itu. Hasilnya, area yang luluh lantak hanya memiliki sedikit jumlah kamar hotel dibandingkan area lainnya.

Menurut Rick Newton, partner pendiri Resort Capital Partners, Pulau Abacos dan Grand Bahama saat badai menerjang, memiliki 2.250 kamar hotel atau sekitar 15 persen dari total kamar hotel yang tersedia di negara itu.

Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari jumlah kamar yang berada di Pulau Nassau, yakni sekitar 11 ribu kamar, tempat mega resort seperti Baha Mar dan Atlantis berada.

"Akan ada efek jangka pendek pada pariwisata," ujar Newton sambil membandingkan contoh negara lain yang bisa pulih setelah diterjang badai, seperti Puerto Rico dan Virgin Islands.

Tantangan berikutnya yang harus dihadapi, kata dia, dari manakah asal uang untuk membangun kembali wilayah yang rusak di Bahama. Apalagi, Bahama merupakan negara yang ekonominya sangat tergantung pada pariwisata di Karibia.

Pariwisata menyumbang 60 persen pendapatan ekonomi Bahama yang senilai 9 juta dolar AS. Namun, masih terlalu dini untuk menghitung kerugian akibat badai tersebut.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wisata Tropis

Newton memperkirakan Pulau Abacos dan Grand Bahama akan 'tutup sementara waktu'. Beberapa hotel yang lebih kecil bisa beroperasi sebelum high season dimulai pada Desember mendatang, tetapi butuh waktu satu hingga dua musim sebelum kembali normal.

Sementara itu, bandara di Grand Bahama dan Pelabuhan Marsh, Abaco, ditutup saat ini. "Itu akan kembali normal dan bersinar setelah melalui kejadian ini," kata dia.

Meski dampaknya tidak sebesar yang diperkirakan, Perdana Menteri Bahama Hubert Minnis menyebut kerusakan yang diakibatkan Badai Dorian belum pernah terjadi sebelunya dan meluas. Banyak rumah dan usaha hancur atau mengalami kerusakan parah di Pulau Grand Bahama, puing-puingnya kini berada di bawah air.

Sementara, Menteri Pariwisata dan Direktur Jenderal Penerbangan Joy Jibrilu mengatakan ia sangat memperhatikan keamanan dan kesejahteraan semua penduduk di Abaco dan Pulau Grand Bahama. Ia bersyukur mayoritas 700 pulau dan pulau karang tidak terpengaruh.

Sebelum badai terjadi, Bahama menjadi tujuan wisata favorit banyak turis. Ada Pulau Abaco, Eleuthera, Cat Island, San Salvador Island, Bimini Islan, dan masih banyak lagi pulau menarik lainnya yang bisa dipilih.

Pesona wisata di wilayah tropis menjadi daya tariknya dengan banyak akomodasi hotel mewah agar turis bisa beristirahat dengan nyaman saat berlibur di Bahama. Ketenangan yang dihadirkan dari Samudra Atlantik itu bukan hanya tempat melarikan diri dari kepenatan sambil mencoba snorkeling di permukaan laut biru. (Ossid Duha Jussas Salma)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.