Sukses

Diputar dan Raih Piala di Festival Internasional, Apa Kelebihan Film Kado?

Apa kelebihan film Kado sehingga diputar dan meraih penghargaan di festival internasional serta dapat sambutan positif di negeri sendiri?

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Jakarta mengadakan pemutaran khusus untuk merayakan keberhasilan internasional film pendek Indonesia berjudul Kado (A Gift). Acara berlangsung di gedung Kedubes Australia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).

Film yang disutradarai dan naskahnya ditulis oleh Aditya Ahmad ini baru saja diputar perdana di Australia di Melbourne International Film Festival, setelah diputar di Sundance International Film Festival 2019 dan Venice International Film Festival in 2018. 

Bahkan film yang diproduseri Riri Riza dan Mira Lesmana ini terpilih sebagai film pendek terbaik kompetisi Orizzonti, The 75th Venice International Film Festival 2018,

Film berdurasi 15 menit ini menceritakan tentang identitas seorang perempuan dalam masyarakat konservatif. Tokoh utamanya adalah Isfi, seorang siswi SMA yang lebih suka berpenampilan seperti seorang laki-laki.

Untuk menyambut ulang tahun sahabatnya, Nita, ia menyiapkan kado istimewa di kamar Nita. Isfi pun harus mengenakan rok panjang dan hijab demi memberikan kado untuk Nita.

Film produksi Miles Films ini banyak mendapatkan undangan dari sejumlah festival film internasional baik di dalam maupun di luar negeri.

"Kado ini film pendek tapi jadi film saya dan Riri yang paling sering dapat undangan ke luar negeri, saya sampai harus googling beberapa tempat yang belum pernah saya dengar sebelumnya," ungkap Mira pada Liputan6.com usai pemutaran film di Kedubes Australia.

Lalu, apa kelebihan film Kado sehingga bisa mendunia dan mendapat sambutan positif di negeri sendiri?  "Saya rasa ide cerita dan persoalan yang ditawarkan Kado sangat relevan, universal sekaligus sangat lokal. Cerita film ini kan di Makassar, tapi bisa dibilang bisa juga terjadi di tempat lain dengan setting yang berbeda," ucap Aditya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bakat dari Indonesia Timur

"Biasanya kalau kita nonton film, kita seperti melihat dunia yang lain. Beda dengan film seperti Kado ini, kita seperti melihat kehidupan sehari-hari, yang bisa terjadi pada siapa saja. Saya rasa itu kelebihan seorang Aditya, dia punya naluri bercerita dengan baik," timpal Mira.

Sebelum film Kado, Aditya Ahmad juga pernah meraih penghargaan lewat film pendek Sepatu Baru (2014) yang juga bersetting di tanah kelahirannya, Makassar.

Lewat film tersebut, pria yang pernah kuliah di Institut Kesenian Makassar ini mendapat pujian di berbagai festival film dunia termasuk Berlin International Film Festival 2014 di Berlinale.

Saat itu, Aditya , meraih penghargaan Special Mention di kategori Generation Kplus.  Ia juga meraih predikat Sutradara Film Pendek Asia Tenggara Terbaik di Festival Film Internasional Singapura 2014.

"Indonesia Timur, termasuk Makassar punya banyak bakat dan potensi di bidang seni yang belum banyak tergali. Salah satu contohnya Aditya ini. Mudah-mudahan akan ada banyak bakat-bakat lokal yang muncul dari daerah Makassar dan Indonesia Timur," harap Mira Lesmana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.