Sukses

Selandia Baru Keluarkan Larangan Renang dengan Lumba-Lumba, Ada Apa?

Pelarangan renang bersama lumba-lumba berlaku di Bay of Islands.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Selandia Baru telah melarang pengunjung berenang dengan lumba-lumba hidung botol di Bay of Islands. Hal ini dikarenakan penelitian menunjukkan interaksi manusia mendorong penurunan jumlah mamalia ini.

Dilansir dari Lonely Planet, Rabu (4/9/2019), larangan berenang dengan lumba-lumba hidung botol berlaku untuk operator tur di Bay of Islands, North Island. Wilayah ini terdiri atas 144 pulau yang kaya akan kehidupan laut dan begitu populer di kalangan wisatawan.

Menurut penelitian department of conservation (DOC), penelitian menunjukkan pengunjung terlalu mencintai lumba-lumba. Interaksi manusia memiliki dampak signifikan pada perilaku, istirahat, dan makan populasi.

Kini, lumba-lumba hidung botol di teluk menghabiskan sekitar 86 persen dari siang mereka di hadapan setidaknya satu kapal. Untuk memberi mereka banyak waktu bebas dari manusia, DOC juga membatasi wisata perahu menonton lumba-lumba hanya pagi dan sore hari.

Selain itu, masih ada pula upaya lainnya. Adalah mengurangi waktu interaksi dari 30 menit menjadi 20 menit demikian menurut New Zealand Herald.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Populasi Lumba-Lumba Menurun di Bay of Islands

Di Selandia Baru, lumba-lumba hidung botol diklasifikasikan terancam punah karena tiga populasi utama begitu kecil dan lebih rentan daripada di tempat lain di dunia. Populasi di Bay of Islands sangat kecil, jumlahnya menurun drastis dari 270 pada 1999 dan menjadi sekitar 31 saat ini.

Menurut DOC, besarnya tingkat kematian lumba-lumba dapat dikaitkan dengan tingginya volume perjalanan kapal di daerah tersebut. Hal ini menyebabkan para mamalia laut ini menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur, memberi makan, dan merawat anak-anaknya karena berinteraksi dengan manusia.

"Sangat sulit untuk mengelola sekelompok hewan liar yang berenang bebas. Lumba-lumba sering berenang ke arah kapal itu sendiri dan Anda tidak bisa menempatkan penghalang di sekitar mereka atau memantau setiap interaksi yang mereka miliki," kata Sue Reed-Thomas, Direktur Operasi DOC Northern North Island.

Larangan hanya berlaku untuk operator tur di Bay of Islands. Tur kapal lain yang berinteraksi dengan berbagai spesies lumba-lumba di Selandia Baru masih diizinkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.