Sukses

Dianggap Mendatangkan Arwah Jahat, Novel Harry Potter Dicabut dari Perpustakaan Sekolah AS

Sihir Harry Potter tampaknya tidak hanya berpengaruh pada Voldermort, tapi bisa mendatangkan kecemasan kepada pastor di sekolah di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Harry Potter merupakan sebuah cerita fiksi yang sukses dari versi buku hingga versi filmnya. Pamor yang tinggi membuat karya J. K. Rowling ini sampai dibuat hingga tujuh edisi dan bukunya sudah tersebar ke seluruh dunia.

Tak hanya dijual, novel tersebut juga ada yang ditaruh di perpustakaan sekolah-sekolah. Salah satunya, Sekolah Katolik Santo Edward di Nashville, Amerika Serikat. Namun, kini murid-murid sudah tidak dapat membaca buku tentang penyihir tersebut karena akan dihilangkan oleh pengurus.

Melansir dari People, 3 September 2019, sekolah dari Paroki Katolik Roman ini akan menghilangkan seluruh edisi novel Harry Potter karena kontennya dianggap sarat dengan pemanggilan serta pengusiran setan.

Perwakilan sekaligus pastor dari Sekolah Santo Edward, Rev. Dan Reehil menyatakan bahwa keputusan yang dibuat sudah berdasarkan konsultasi dengan pengusir setan yang berada di Amerika dan Roma. Reehil menyatakan bahwa hasil diskusinya bahwa semua pihak merekomendasikan untuk mencabut buku itu dari perpustakaan.

"Mantra yang diucapkan dalam buku adalah mantra asli. Ketika kata-kata tersebut dibaca oleh manusia, akan memberikan risiko kehadiran arwah jahat kepada sangat pembaca," ungkap Reehil kepada Nashville Tennessan.

Pastor di sekolah katolik memang memiliki otoritas resmi dari gereja untuk memutuskan, termasuk pengadaan buku Harry Potter ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Pernah Dikecam Sebelumnya

Sebelum kejadian ini, buku yang diterbitkan oleh Bloomsbury Publishing ini juga sudah sempat mengalami kejadian tidak mengenakkan, yakni dikecam dan diminta untuk ditarik peredarannya dari masyarakat. Orangtua dan beberapa pihak berpendapat bahwa cerita ini mengandung unsur gaib, anti-keluarga, dan kekerasan. 

Berdasarkan data dari American Library Association’s Office for Intellectual Freedom,  novel J. K. Rowling yang pertama kali terbit pada 1997 ini pernah mendapat banyak kecaman dari orangtua. Buku ini sampai memuncaki buku yang paling menantang pada periode 1999 hingga 2000.

Di Polandia, novel yang menceritakan kisah siswa dari Hogwarts yang melawan penjahat Voldermort ini juga pernah dibakar oleh pastor-pastor karena dianggap memiliki sihir dan menjadi penistaan terhadap agama Katolik. (Novi Thedora)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.