Sukses

Ragam Makanan Khas Tahun Baru Islam di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram di Indonesia juga identik dengan sajian kuliner khas dari berbagai daerah.

Jakarta - Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram jatuh pada hari Minggu, 1 September 2019. Ada beragam budaya dan tradisi merayakan Tahun Baru Islam di Indonesia. Perayaan 1 Muharram juga identik dengan sajian kuliner khas yang berbeda dari setiap daerah di Indonesia.

Hal ini sama seperti perayaan Idul Fitri yang identik dengan opor atau perayaan Imlek yang dengan sajian khas kue keranjang. Dilansir dari Antara, Sabtu, 31 Agustus 2019, salah satu kuliner khas saat 1 Muharram adalah tumpeng dengan berbagai lauk pauk.

Masyarakat di Semarang, Jawa Tengah, biasanya menyajikan makanan itu dalam sebuah perayaan. Nantinya tumpeng akan disantap masyarakat dalam balutan tradisi "Kembul Bujana" atau tradisi menyantap tumpeng secara bersama-sama.

Tradisi menyajikan tumpeng di Tahun Baru Islam juga dilakukan masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka biasanya menggelar ritual "Gerebeg Tumpeng Agung" setiap tiga tahun sekali di bulan Suro atau Muharram dan pada 20 Suro.

Tumpeng agung dibuat dengan lima jenis, yaitu dua tumpeng nasi gunungan yang terdiri dari nasi kuning dan nasi putih, satu tumpeng berisi palawija, satu tumpeng berisi jajan pasar, dan tumpeng berisi buah-buahan.

Tumpeng itu biasanya diarak keliling kampung. Selain tumpeng, ada juga kue apem. Masyarakat di Jawa biasanya menyajikan kue apem pada 1 Muharram. Kue ini terbuat dari tepung beras, santan dan gula jawa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bubur Suro

Berbeda dengan di Jawa, masyarakat Gorontalo biasanya menyajikan kue apangi atau apem pada 10 Muharram. Bahan dasar kue ini tepung beras dan gula merah.

Gula merah melambangkan darah, keberanian atau pengorbanan, sedangkan kue apem berwarna putih sebagai simbol kesucian. Kuliner lainnya, bubur Suro atau asyuro yang salah satunya disajikan masyarakat di Jawa pada malam menjelang 1 Muharram.

Bubur itu terbuat dari beras, santan, garam, jahe, dan serai. Di Jawa, bubur ini dilengkapi kuah opor ayam dan sambal goreng labu siam. Ada juga yang menambahkan taburan tujuh jenis kacang, bulir-bulir jeruk bali atau delima, irisan ketimun dan lembaran daun bawang.

Sementara itu, masyarakat Ki Gede Ing Suro Kota Palembang, Sumatera Selatan, menyajikan bubur itu pada 10 Muharram dan menjelang Ramadhan.

Bubur suro menyambut Tahun Baru Islam itu ditambah berbagai rempah yang menjadi bumbu utama dalam proses pembuatannya seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, merica, garam, kecap, bumbu sop dan minyak makan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.