Sukses

Tolak Naik Pesawat, Remaja Swedia Berlayar 14 Hari demi Hadiri KTT PBB di New York

Greta Thunberg dikenal sebagai remaja Swedia yang menginisiasi gerakan mogok sekolah para pelajar di dunia demi suarakan isu perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Greta Thunberg, remaja Swedia yang menginisiasi gerakan mogok sekolah untuk menyuarakan isu perubahan iklim akhirnya tiba di New York, Amerika Serikat, Rabu, 28 Agustus 2019. Ia berlayar melintasi Samudra Atlantik selama 14 hari dari Plymouth, Inggris, menuju Manhattan, New York, AS.

"Thank you everyone who came to see me off in Plymouth, and everyone who welcomed me in New York! (Terima kasih pada semuanya yang telah melepasku di Plymouth, dan semua orang yang menyambutku di New York)," tulis Greta dalam akun Instagram-nya, @gretathunberg.

Pelayaran remaja Swedia berusia 16 tahun itu dimulai pada 14 Agustus 2019. Ia menaiki yacht Malizia 2 yang dilengkapi panel solar dan generator hidro sebagai sumber bahan bakar. Fitur itu diklaim membuat perjalanan bebas emisi karbon.

"Malizia 2 juga memiliki laboratorium di kapal untuk mengukur CO2 permukaan samudra dan suhu air yang bekerja sama dengan Max Planck Institute," tulis Greta, 23 Agustus 2019.

Sang ayah bergabung bersama Greta dalam pelayaran itu. Pierre Casiraghi, anak bungsu Putri Caroline dari Monako, juga ikut serta dalam rombongan sebagai kapten kapal. Ada pula pelaut dunia asal Jerman, Boris Herrmann.

Greta datang ke New York dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi PBB mengenai perubahan iklim. Namun, ia menolak naik pesawat dengan alasan perjalanan tersebut menghasilkan sangat banyak jejak karbon.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Singgung Donald Trump

Dilansir The Guardian, Kamis (29/8/2019), kehadiran Greta di New York disambut para pendukungnya. Bahkan, penyambutan sudah dimulai sebelum ia menjejakkan kaki di pelabuhan. Sebanyak 17 kapal layar yang masing-masing ditulisi poin-poin target pembangunan berkelanjutan, berkonvoi di sekitar kapal yang dinaiki Greta.

Dalam jumpa pers, Greta kembali mengajak orang-orang untuk mengatasi krisis iklim. "Kita perlu berdiri bersama dan beraksi karena jika tidak, mungkin itu sudah terlalu terlambat," ujarnya.

Ia juga sempat menyinggung sikap Presiden AS Donald Trump yang selalu menyangkal adanya krisis iklim. Maka itu, saat ditanya adakah pesan yang ingin disampaikan pada Trum, ia menyatakan, "Aku bilang, 'Dengarkan ilmu pengetahuan.', dan dia jelas-jelas tidak melakukannya. Bila tidak ada yang mampu meyakinkannya tentang krisis iklim dan urgensinya, bagaimana aku bisa?"

Setelah pelayaran itu, Greta berencana rehat beberapa hari sebelum memimpin protes di sekitar Markas PBB pada Jumat, 30 Agustus 2019. Setelah menghadiri acara KTT PBB di New York, remaja itu juga akan menghadiri gelaran serupa di Chile.

Sementara, sebagian anggota rombongan akan kembali ke Eropa dengan naik pesawat terbang. Greta hingga kini belum mengetahui bagaimana ia akan pulang ke kampung halamannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.