Sukses

Mengenal Program P3K agar Warung Makan Naik Kelas

Warung makan selama ini identik dengan kualitas sanitasi yang kurang memadai, padahal banyak diandalkan untuk mengisi perut saat isi dompet menipis.

Liputan6.com, Jakarta - Bisa dibilang hampir semua masyarakat Indonesia pernah makan di warung makan seperti warung tegal atau warteg. Warung makan yang sederhana dan murah seperti warteg biasanya jadi penyelamat perut sekaligus kantong di saat lapar tapi dompet nyaris kosong.

Namun, sayangnya warung makan cenderung dianggap kurang higienis. Proses pengolahan menu yang buruk, bahan yang cederung asal-asalan, dan buruknya sanitasi selalu diidentikkan dengan tempat makan yang merakyat ini.

  

Hal ini yang mendorong Founder dan CEO Wahyoo, Peter Shearer, membina, membenahi, memberdayakan, dan mengembangkan warung-warung kecil ini. Hasilnya, sejak 2017 Wahyoo sudah bermitra dengan lebih dari 9.000 warung makan di Jabodetabek.

Pada tahun ini, mereka membuat gebrakan dan inovasi terbaru dengan memperkenalkan aplikasi Wahyoo sebagai solusi berbasis teknologi bagi pengusaha warung makan. Aplikasi tersebut juga menjadi tempat berhimpun komunitas warung makan digital terbesar di Indonesia.

Lewat aplikasi Wahyoo, pengusaha warung makan bisa mengakses langsung pemasok makanan. Mereka tak perlu meninggalkan warung dan pergi ke pasar untuk belanja bahan kebutuhan pokok warung makannya.

"Kami ingin mereka lebih profesional, kenal digital, dan sejahtera. Selain itu mereka nantinya bisa belajar secara daring," terang Peter dalam peluncuran Akademi Wahyoo di Menara Digitaraya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Agustus 2019.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modul dan Kalkulator Impian

Akademi Wahyoo akan menjadi tempat pelatihan dan pembinaan untuk pemilik warung makan demi meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan, menjaga kebersihan makanan dan dapur, serta menambah keterampilan mengelola keuangan.

"Industri sudah mengarah ke semua lapisan, tapi masih banyak yang belum terjamah, salah satunya warteg, padahal warteg ini termasuk elemen penting di Indonesia dan bisa dikembangkan agar lebih baik lagi," ucap Peter pada Liputan6.com.

Wahyoo memiliki program meningkatkan bisnis warteg melalui P3K, yaitu pelatihan, pembimbingan, pendapatan tambahan, dan kemudahan. Wahyoo mendampingi pemilih warung agar warteg lebih ngetren dan relevan dengan kemajuan zaman.

Mereka menggandeng Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid sebagai institusi yang kredibel untuk bersama menggarap dua modul, yaitu modul pelayanan pelanggan, serta modul kebersihan makanan dan dapur. Selain itu, mereka juga mendapat dukungan dari Bank OCBC NISP.

Mereka menggarap fitur baru dalam aplikasi Wahyoo bernama Kalkulator Impian, yang memungkinkan pengguna untuk mempraktekkan perencanaan keuangan untuk meraih mimpi mereka, seperti membuka cabang usaha baru, biaya pendidikan sampai untuk naik haji. Selain untuk pengusaha warteg, aplikasi dan akademi Wahyoo juga terbuka untuk dimanfaatkan pengusaha warung ayam bakar, nasi uduk, nasi soto, dan bakso.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.