Sukses

Komunitas Lari Se-Jabodetabek Tuntaskan Lomba dengan Misi Sejarah

Para pelari dari berbagai daerah di Jabodetabek mengikuti lomba estafet yang digelar oleh Holisticare Ester C

Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh komunitas lari se-Jabodetabek, Minggu (4/8/2019) pagi, bersaing untuk menyelesaikan lari estafet dalam rangka menyambut ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-74. Lomba lari ini diadakan oleh Holisticare Ester C untuk mengingatkan momentum sejarah kemerdekaan.

Lomba yang bertajuk "Historic Ultra Relay Run 74Km" ini diadakan di dua tempat bersejarah yakni Tugu Proklamasi di Jakarta Pusat dan Rengasdengklok, Jawa Barat. Kegiatan ini mempunyai misi untuk menghargai jasa para pahlawan yang sudah memperjuangkan Indonesia untuk Merdeka.

"Sebagai wujud kepedulian kita terhadap para pemimpin bangsa yang telah berjuang pada 74 tahun lalu untuk kemerdekaan. Simbol perjuangan yang sangat keras tersebut kami aktualisasikan dalam bentuk lomba lari yang sangat ekstrem dengan jarak tempuh yang cukup jauh," ujar Rudy Tandi, Associate Director Marketing Brand and Communications Indocare Group pada Liputan6.com.

Sesuai dengan tema #CareuntukMerdeka, Holisticare Ester C Run mengajak para pelanggan setianya untuk peduli terhadap perjuangan para pahlawan. Salah satunya lewat acara lomba lari yang cukup ekstrem ini.

"Sesuai dengan tema campaign kami yang berkaitan dengan kepedulian, maka dalam hal ini kami tidak hanya peduli dengan inovasi produk terbaru. Tapi kami juga peduli dalam hal-hal sosial masyarakat Indonesia dan salah satunya adalah HUT RI yang memang menjadi momen bersejarah sehingga mengambil tema #careuntuk merdeka," ujar Rudy Tandi.

Setiap komunitas lari dibagi dalam 5 etape dengan estape pertama menempuh jarak 15 km yang terdiri dari pelari pria. Sedangkan untuk estape terakhir menempuh jarak 14 km yang diikuti oleh pelari wanita.

Kegiatan ini dimulai di Tugu Perjuangan, Rengasdengklok, tepat pukul 00.01 WIB. Peserta melalui empat check point sampai tiba di garis akhir yakni di Tugu Proklamasi, Jakarta. Seluruh peserta mendapat pengawasan keamanan yang ketat, mengingat kegiatan ini dilakukan pada dini hari.

Pelepasan peserta lomba lari di estape pertama juga diramaikan oleh 74 pramuka yang membawa obor untuk menyemangati para pelari. Jumlah obor tersebut juga melambangkan usia kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun ini yang ke-74 tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi Pemenang Lomba Lari Estafet

Ajang lari diikuti oleh berbagai komunitas tersebut, dimenangkan oleh tiga komunitas dengan waktu tercepat yakni 5--6 jam. Untuk Juara 1 dimenangkan oleh Komunitas Bogor Runners dengan waktu 5 jam 28 menit 22 sekon.

Sementara untuk Juara 2 disusul oleh Komunitas BSD dengan catatan waktu 6 jam 2 menit 19 sekon. Sementara untuk Juara 3 diraih oleh LDR Indonesia dengan waktu 6 jam 5 menit 56 sekon.

Para pelari ini telah mempersiapkan latihan dengan intens sebelum perlombaan. Banyak cara yang dilakukan, salah satunya dengan menjaga pola tidur yang baik agar tubuh dan mental tetap sehat selama pertandingan berlangsung.

"Biasanya latihan interval atau latihan kecepatan seperti lari jarak jauh. Istirahat yang cukup serta mental yang kuat itu penting, karena jika mental kita lemah itu yang bikin kita jadi down," ujar Budianto Januardi, juara pertama Historic Ultra Relay Run 74Km.

Tak hanya itu, asupan dan pola makanan yang sehat juga menjadi faktor penentu kuatnya seorang pelari saat melakukan pertandingan. Ada beberapa makanan yang memang tidak baik untuk dikonsumsi oleh para pelari.

"Untuk asupan usahakan yang sehat, jangan berminyak dan santan karena itu paling pantang bagi pelari. Untuk makan baiknya dua jam sebelum lari agar nutrisinya benar- benar siap. Kalau kurang dari itu lambung jadi sakit dan bahkan bisa menyebabkan kematian," ujar Budianto.

Brand Ambassador Holisticare Ester C Melanie Putria yang sudah menggeluti dunia lari sejak 2002 juga menuturkan, menjaga pola makan juga menjadi salah satu faktor penting untuk pelari.

"Kalau pelari justru harus tinggi karbohidrat karena pelari punya bahan bakar gula bernama rikogen yang dimana memang di dapatkan dari karbohidrat. Tapi mungkin tidak makan makan gorengan dan berlemak jadi salah satunya," ujar Puteri Indonesia 2002 tersebut   (Devita Nur Azizah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.