Sukses

5 Hal Penyebab Naiknya Harga Tiket Pesawat

Faktor apa saja yang membuat harga tiket pesawat melambung tinggi?

Liputan6.com, Jakarta - Sampai saat ini, harga tiket pesawat domestik masih tinggi. Akibatnya, banyak penumpang yang beralih pada penggunaan moda transportasi lain. Hal ini secara langsung tentu berdampak pada sektor pariwisata dan perhotelan di Indonesia.

Bahkan beberapa bandara dalam negeri harus mengalami kerugian yang cukup signifikan karena berkurangnya jumlah penumpang pesawat terbang. Pemerintah sedang mencari cara untuk menyediakan tiket pesawat murah setiap hari bagi masyarakat.

Selain menyediakan tiket murah di hari dan jam tertentu, pemerintah juga meminta agar Kementerian Pariwisata yang berkaitan dengan industri pariwisata untuk sama-sama menanggung beban penurunan harga tiket pesawat. Lalu, faktor apa saja yang sebenarnya memengaruhi kenaikan harga tiket pesawat domestik?

Keterbatasan SDM dan mahalnya biaya perawatan

Indonesia hanya memiliki 62 MRO (Maintenance, Repair, dan Overhoul) atau pusat perbaikan dan perawatan pesawat terbang. Padahal setidaknya ada lebih dari 1.500 pesawat terbang dari seluruh maskapai domestik yang ada.

Keterbatasan jumlah MRO ini juga karena minimnya SDM di bidang aviasi. Saat ini, kebutuhan SDM di bidang aviasi sebanyak 1.000 orang per tahun. Sayangnya, Indonesia hanya memiliki 250-300 orang tamatan sekolah aviasi per tahun. Keterbatasan SDM berdampak pada maintenance armada yang pada akhirnya bergantung pada bantuan asing.

Terlebih sebagian besar armada pesawat terbang yang beroperasi adalah jenis Boeing dan Airbus buatan Eropa. Oleh karena itu, biaya perawatannya juga sangat tergantung pada fluktuasi pasar Eropa.

Faktanya, biaya MRO pesawat membutuhkan anggaran besar dari biaya belanja maskapai penerbangan, yaitu rata-rata sebesar 16 – 20 persen dari total belanja keseluruhan. Kondisi ini mau tidak mau “memaksa” pihak maskapai menaikkan harga tiket pesawat.

Harga bahan bakar avtur

Di sisi lain, kenaikan harga tiket pesawat juga bisa dipengaruhi oleh harga bahan bakar avtur. Melansir dari situs Pertamina Aviation, harga bahan bakar avtur di Bandara Soekarno – Hatta dibanderol dengan harga Rp9.275 per liter. Angka ini 12 persen lebih tinggi dibandingkan harga bahan bakar avtur di awal 2018.

Naik-turunnya harga bahan bakar avtur ditetapkan berdasarkan harga minyak dunia. Artinya, kalau minyak dunia mengalami penurunan, maka bahan bakar avtur pun akan mengalami penyesuaian harga.

Nilai tukar rupiah terhadap Dolar

Tentu saja, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi faktor yang juga mempengaruhi naiknya harga tiket pesawat. Hingga tulisan ini dibuat, rupiah masih terus bergerak di kisaran angka 13.950 – 13.970 per USD.

Untuk mencegah pelemahan nilai tukar rupiah, maka dibutuhkan prospek ekonomi yang baik serta koordinasi dan kebijakan yang tepat anatara pemerintah pusat dengan berbagai otoritas terkait.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gaji karyawan

Di samping biaya perawatan dan bahan bakar avtur, gaji seluruh karyawan di dalam perusahaan juga menjadi faktor penting dalam penetapan harga tiket pesawat.

Sebagai contoh, setidaknya ada lebih dari 10.000 karyawan maskapai Garuda Indonesia, ditambah dengan sekitar 2.000 orang karyawan di Citilink, dan 4.500 karyawan Sriwijaya Airlines. Bisa dibayangkan berapa besar nominal anggaran yang harus disiapkan oleh grup Garuda Indonesia untuk membayar gaji seluruh karyawannya?

Musim liburan

Selama musim liburan, kenaikan harga tiket pesawat masih dianggap wajar. Pasalnya, permintaan pasar yang juga cukup tinggi di waktu-waktu tersebut.

Bahkan pada musim libur lebaran tahun ini, kenaikan harga tiket pesawat berada di kisaran 40 persen – 120 persen sesuai dengan maskapai, rute penerbangan, dan jadwal yang dipilih oleh calon penumpang. Oleh karena itu, Anda disarankan membeli tiket pesawat jauh-jauh hari sebelum waktu keberangkatan.

Terlebih jika Anda berencana terbang dengan maskapai Low Cost Carrier (LCC). Umumnya, mereka akan meningkatkan harga tiket secara drastis saat pembelian dilakukan hanya beberapa minggu atau hari sebelum keberangkatan.

Waktu terbaik membeli tiket pesawat yaitu setidaknya 54 hari sebelum keberangkatan. Membeli tiket jauh-jauh hari memungkinkan Anda mendapatkan harga terbaik meski harus terbang di musim liburan.

Beruntung saat ini pembelian tiket pesawat lebih praktis dan efisien berkat Traveloka. Perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat secara online ini bahkan menyediakan fitur Price Alert.

Dengan fitur canggih ini Anda bisa mendapat tiket pesawat murah dengan mudah di Traveloka hanya dengan menentukan batasan harga untuk destinasi tujuan dan tanggal keberangkatan. Kalau ada harga tiket pesawat yang sesuai bujet, maka Anda pun langsung memperoleh pemberitahuan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini