Sukses

Rayi RAN Rela Repot demi Gaya Hidup Tanpa Plastik Sekali Pakai

Rayi RAN memilih popok kain untuk anaknya demia usahanya mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengurangi masalah polusi sampah plastik sekali pakai, banyak negara di dunia mulai menerapkan larangan akan produk-produk tertentu.  Di Indonesia juga sudah dimulai berbagai usaha untuk mengurangi sampah plastik.

Tentunya tak hanya melalui kebijakan pemerintah, kesadaran tiap individu juga tak kalah penting.  Sayangnya, masih banyak orang menganggap, mengganti produk plastik dengan produk alternatif membuat repot. Namun, tidak bagi pasangan Rayi Putra dan Dila Hadju.

Keduanya memang belum 100 persen mampu menghindari sampah plastik, tapi mereka mengaku sudah sejak lama mulai menggunakan produk alternatif. Misalnya, dengan membawa sedotan stainless dan peralatan makan sendiri.

"Banyak orang beranggapan, wah kok repot banget ya, tapi kita nggak merasa repot. Ya, Alhamdulillah sekarang mulai banyak orang bawa sedotan dan peralatan makan sendiri," tutur Rayi saat ditemui di sebuah acara di Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Langkah vokalis grup RAN dan istrinya mengurangi sampah plastik dimulai dari rumah mereka. Untuk popok anak, mereka selalu menggunakan popok kain saat tidak bepergian. Dengan begitu, popok tersebut bisa dicuci dan tidak menghasilkan sampah karena bisa dipakai kembali.

Kalau untuk bepergian, mereka sudah menggunakan popok kertas. Menghindari plastik sepenuhnya memang nyaris mustahil. Misalnya untuk membuang sampah, Rayi dan Dila terkadang masih menggunakan plastik. Meski begitu demikian, mereka sebisa mungkin menggunakan plastik singkong atau biasa disebut bioplastik.

Bioplastik ini bisa menjadi alternatif pengganti plastik konvensional karena sifatnya yang mudah terurai secara sempurna oleh mikroba yang ada di dalam tanah atau dalam air. Saat berpergian terutama dengan anak, mereka membawa peralatan makan dan minum sendiri.

Mereka juga menghindari penggunaan kantong plastik untuk belanja, dan lebih memilih kardus. Alasannya, kardus dianggap lebih nyaman untuk membawa barang. Selain bersama sang istri, Rayi juga ikut mengurangi sampah plastik bersama kedua rekannya di RAN, Asta dan Nino, serta manajemen mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengurangi Ratusan Botol Plastik

Sejak akhir 2018, Rayi bersama 15 orang di tim manajemen RAN memulai langkah tersebut bersama-sama.

"Kita waktu itu baru sadar, dalam sekali manggung kita bisa menghabiskan sekitar 100 botol minum kemasan, dari sebelum sampai usai manggung di satu acara, wah itu jumlah yang banyak banget dan baru dalam satu kesempatan manggung saja," ungkap pria 32 tahun tersebut.

Sejak itu, RAN dan tim mencoba mengurangi sampah plastik. Sebagai 'rider' manggung, mereka meminta agar tidak diberikan botol minum plastik tapi minta disediakan dispenser. Setiap orang juga membawa botol minum masing-masing yang bisa diisi ulang.

"Kita beli tumbler sendiri untuk dibawa kemana-mana. Malahan kita bikin hardcase untuk tumbler-nya," tukas Rayi. Dari langkah tersebut, RAN setidaknya sudah bisa ikut mengurangi sebanyak 100 sampah botol plastik.

Jadi dalam seminggu, mereka sudah bisa mengurangi ratusan sampah botol plastik. Menurut Rayi, langkah ini sudah mulai diikuti oleh beberapa musisi lain. Mungkin terkesan repot bagi sebagian orang, tapi bagi Rayi hal itu bukan hal yang sulit karena mudah untuk diterapkan.

“Kesan sebagian orang, kok rasanya berat atau repot, apalagi kalau sudah terbiasa. Sebenarnya sih nggak ribet dan nggak begitu sulit. Sesekali kita mungkin lupa, tapi setidaknya kita berusaha menyebarkan nilai-nilai positif tersebut ke lingkungan sekitar kita, bisa dimulai dari rumah sendiri atau lingkungan kerja kita,’  tandas Rayi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.