Sukses

Kota Mati Chernobyl Mendadak Jadi Kawasan Wisata, Apakah Aman?

Dampak tragedi ledakan nuklir di Chernobyl masih terasa hingga kini, sejumlah tempat masih tinggi tingkat radiasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya menikmati keindahan alam, tempat tragedi atau bencana juga bisa menjadi tempat wisata. Salah satunya di Chernobyl yang terletak di Ukraina yang dulu merupakan bagian dari negara Uni Soviet.

Bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang bocor pada 1986 sudah berubah menjadi objek wisata. Dilansir dari DW dan CNN, kesuksesan miniseri 'Chernobyl' yang tayang di HBO baru-baru ini, ikut berimbas pada melonjaknya pengunjung kota tersebut.

Selain itu, generasi milenial juga semakin banyak yang mengetahui tentang sejarah tragedy Chernobyl. Bahkan, cukup banyak yang ingin mengikuti paket wisata ke tempat tersebut.

Meskipun begitu, para pengunjung tak sebebas di tempat wisata lain. Itu karena mereka harus menghindari radiasi sisa-sisa kebocoran. Bahkan, para turis juga harus menggunakan masker dan sepatu bersol karet.

Mereka biasanya menginap atau berkumpul di Pripyat yang dikenal sebagai kota mati atau kota hantu. Kota yang dekat dengan Chernobyl ini termasuk yang terdampak bencana ledakan nuklir terburuk dalam sejarah peradaban manusia tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tewas Secara Bertahap

Pada 26 April 1986, penduduk Pripyat, Ukraina sedang tidur lelap. Tak ada yang menyangka, malapetaka sedang mengintai. Dari 'kota kembarnya' Chernobyl]( "") Sekelompok teknisi sedang menjalankan eksperimen di Reaktor No.4 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang berada di dekat Pripyat. Mereka mengabaikan prosedur keamanan yang berakibat fatal.

Reaktor menjadi tak stabil dan meledak. Dua pekerja tewas seketika dan jumlahnya kemudian bertambah jadi 32 orang di awal krisis. Namun, malapetaka sesungguhnya justru terjadi setelah itu.

Evakuasi yang awalnya dilakukan di Chernobyl, diperluas. Sekitar 40 jam setelah kejadian, penduduk Pripyat diperintahkan untuk mengungsi. Saat itu, ada sekitar 50 ribu orang yang tinggal di sana. Namun, efek radiasi terlanjur menyebar. Ribuan orang tewas secara bertahap.

Di Uni Soviet saja, 5.000 orang meninggal dunia akibat kanker dan penyakit lain. Zona evakuasi bencana Chernobyl berada dalam radius lebih dari 30 kilometer.

Jadi bisa dibayangkan betapa sepi dan sunyi kota Pripyat. Meski begitu, banyak wisatawan yang penasaran dengan kondisi kota Pripyat usai tragedi tersebut.

3 dari 3 halaman

Menginap di Hostel

Mencium gelagat industri wisata dapat dihidupkan di atas kota mati Pripyat, pemerintah setempat pun membangun berbagai akomodasi wisata.

Mereka membangun sebuah hostel untuk para wisatawan yang ingin merasakan sensasi menginap di kota mati tersebut. Tempat penginapan berkapasitas 50 ranjang itu bernama Hostel Pripyat.

Hostel yang terbuat dari bangunan bekas asrama Uni Soviet ini berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi kebocoran nuklir di reaktor empat Chernobyl. Desainnya pun bergaya sederhana, khas penginapan kecil di Soviet.

Di hotel itu juga tersedia radio yang menyiarkan siaran khusus saat industri nuklir Chernobyl masih beroperasi. Jadi, Anda juga berminat ke Chernobyl?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.