Sukses

Ubud Siap Menuju Gastronomi Berstandar Global

Ubud siap menjadi destinasi gastronomi yang berstandar global di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, siap menuju destinasi gastronomi berstandar global versi United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Saat ini tim UNWTO telah berada di Indonesia untuk melakukan serangkaian penilaian di Ubud.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pemilihan Ubud sebagai destinasi gastronomi kelas dunia, karena memenuhi berbagai kriteria khusus. Mulai dari kuliner sudah menjadi bagian gaya hidup, penggunaan produk lokal di daerah tersebut, memiliki budaya lokal dan sejarah, kilas balik makanan, serta nutrisi dan kesehatan.

"Sebagai destinasi kuliner kelas dunia, ya harus punya sertifikasi kelas dunia juga. Jika kita ingin jadi global player (pelaku global), maka harus punya global standar (standar global)," ujar Arief Yahya saat acara jumpa pers Destinasi Gastronomi Dunia, di Gedung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, Vita Datau mengatakan Indonesia memiliki potensi dan aset gastronomi yang besar, terutama karena keberagaman budaya dan bahan pangan lokal yang bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

"Program ini adalah salah satu strategi Pengembangan Wisata Kuliner Kemenpar yakni menaikkan popularitas destinasi kuliner yang lebih dikenal di dunia sebagai destinasi gastronomi ke standar internasional," kata Vita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Tahap Penting

Sebelum Ubud ditetapkan sebagai destinasi gastronomi kelas dunia, menurut Vita Datau, ada 3 tahap penting yang harus dilakukan. Pertama, inventarisasi aset dan atraksi gastronomi, termasuk memetakan industri dan pelaku usaha yang dibukukan dalam sebuah laporan dan diajukan ke UNWTO.

"Kami menyiapkan buku itu selama 1,5 tahun. Jika itu tak memenuhi persyaratan, mereka tak akan datang," ujar Vita.

Kedua, proses verifikasi dan analisis melalui metode yang cukup detail, termasuk wawancara kepada semua pemangku kepentingan (stakeholders) gastronomi, food and beverages, produsen, hotel, restoran, chefs, inisiator food festival, pemerintah daerah, penyedia transportasi, akademisi, wisatawan lokal dan asing. Proses tersebut berlangsung selama 8 hari di Ubud.

Ketiga, lanjut Vita Datau, rekomendasi perlu diterapkan dan dilakukan oleh pemangku kepentingan  untuk kemudian dilakukan penilaian kedua yang dijadwalkan Agustus 2019. Jika semua proses dilakukan dengan benar, maka Ubud dapat dinyatakan sebagai destinasi gastronomi prototipe UNWTO.

"Semoga program ini akan cepat selesai," harap Vita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.