Sukses

Komunitas Sikh Protes Gucci Akibat Menjual Turban

Rumah mode Gucci mendapat protes dari komunitas Sikh karena menjual turban yang mirip yang dikenakan komunitas Sikh.

Liputan6.com, Jakarta - Sikh menyebut topi yang dijual oleh Gucci sebagai mimikri yang tak sopan. Topi yang dibuat oleh rumah mode Italia dikritik karena tak menghormati kepekaan komunitas Sikh.

Gucci telah dikritik karena menjual topi baja yang menyerupai sorban ketika serangan balasan tumbuh di media sosial di mana pengguna menuduh rumah mode Italia tidak peka terhadap agama Sikh, seperti dilansir Guardian, Rabu, 22 Mei 2019.

Turban tersebut, bernama Indy Full Turban, menjadi perhatian para kritikus ketika muncul di situs e-commerce pengecer Amerika Nordstrom yang dijual seharga £ 790.

Koalisi Sikh untuk menge-tweet bahwa sorban itu "bukan hanya aksesori fashion, tetapi itu juga agama yang sakral dari iman”. Turban tersebut pertama kali diperlihatkan pada Februari 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permintaan Maaf

Nordstrom telah meminta maaf di Twitter, mendorong Koalisi Sikh untuk mendorong Gucci untuk melakukan hal yang sama.  Marco Bizzarri, kepala eksekutif Gucci, mengatakan kesalahan itu disebabkan" karena ketidaktahuan budaya, tetapi ketidaktahuan bukan alasan".

Gucci bukan satu-satunya merek fesyen yang menjual turban, Nordstrom juga bukan satu-satunya pengecer. Rumah mode mewah termasuk Missoni, Anna Sui, Valentino dan Julia Clancy memiliki headpieces yang diidentifikasi sebagai turban yang saat ini dijual oleh pengecer online.

Juru bicara Sikh Council UK, alasan versi Gucci telah menyebabkan kemarahan khusus adalah karena kemiripannya yang dekat dengan sorban sehari-hari yang dikenakan oleh kaum Sikh.

“Yang membedakan kasus ini adalah serban ini seperti mimikri. Komersialisasi serban oleh Gucci ini sangat ofensif dan terasa merendahkan karena turban mewakili kehormatan kami".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.